(Sekar Langit Maheswari)

Tekanan sehari-hari yang makin besar menuntun masyarakat tetap mewaraskan diri dalam menghadapi realita. Rehat sejenak dari rutinitas menjadi sasaran utama bagi golongan rentan ini. Melemaskan otot fisik dan pikiran yang dimaksud dapat melalui perjalanan kembali ke alam. Energi alam yang kuat untuk mengatasi kepenatan ini mampu disuguhkan dalam satu tempat, yaitu surga burung-burung endemik, gudang petualangan bahari, dan wadah tradisi penangkapan ikan. Berlokasi di Desa Soinrat, desa bergelar 100 Besar ADWI 2022 ini menawarkan berbagai atraksi memesona yang tidak boleh ketinggalan untuk dilewati. 

Mempunyai nama yang lebih umum disebut Ohio Soinrat, desa ini bertempat di Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku. Terletak di wilayah kepulauan, mengendarai transportasi laut menjadi pilihan yang tepat untuk menuju desa ini. Durasi kapal yang memakan waktu 60 menit dapat dimulai melalui Pelabuhan Watdek di pusat kota, Langgur hingga Pelabuhan Elat yang berjarak 6 km dari desa. Kekhawatiran untuk berjalan kaki selama 10 menit dapat ditepis dengan beragam tawaran transportasi darat yang terbuka bagi umum di sekitar pelabuhan. Selama perjalanan, hamparan air jernih yang menyegarkan dan keberuntungan menangkap pergerakan satwa air di permukaan laut sungguh memanjakan mata.

Mengantongi kategori desa wisata berkembang, Desa Soinrat berpenghuni sekitar 440 jiwa yang bermatapencaharian sebagai nelayan dan petani. Desa berkawasan adat Hoar Ngutru ini terbiasa bercakap keseharian dengan bahasa Melayu Ambon dan bahasa Kei. Lokasi Maluku yang terpisah perairan dalam dari provinsi lainnya membawa Desa Soinrat sebagai salah satu tempat tinggal bagi flora dan fauna endemik Kepulauan Kei. Beberapa nama ilmiah dari burung-burung bersebaran terbatas ini adalah Great Kei White Eye, Kai Island Coucal, Kai Islands Pygmy Parrot, dan Kei Monarch. Selain itu, keberadaan serangga yang tertuang di catatan naturalis Alfred Wallace pun dapat dijumpai di sini. Terbuka untuk umum, Hutan Desa Wisata Soinrat menjadi habitat endemik ini hidup dengan dilengkapi pula pemandu lokal berpengalaman yang akan menemani selama kunjungan.

Danau Tahaiko

Danau Tahaiko berada dalam lingkungan Hutan Desa Wisata Soinrat bersama dengan rumah bagi aneka satwa endemik yang ada. Berjalan kaki menuju arungan danau ini dari desa memerlukan durasi kurang lebih 20 menit. Danau panjang ini merupakan mata air dari sungai yang melewati Desa Wisata Soinrat dan hilir Air Terjun Ai Moun Ni Ohoi. Area sekitar danau ditumbuhi banyak pepohonan sagu yang dikelola oleh masyarakat setempat sebagai budidaya yang tidak bisa diambil secara sembarangan. Berdasarkan cerita rakyat sekitar, danau ini merupakan kampung tua bernama Ohoifamas. Untuk menghormati kepercayaan adat ini, larangan berkata kasar dan diharuskan tetap tenang pun diberlakukan selama kunjungan. 

Selain melestarikan peninggalan alam yang khas, Desa Soinrat juga melestarikan tradisi warisan leluhur untuk menangkap ikan, Wer Warat. Tradisi berarti menarik tali ini biasa dibudayakan selagi Meti Kei/Met Ev di bulan Oktober sampai November dengan pertimbangan penting dari pasang surut air laut. Pemanfaatan bentangan janur kuning yang dililitkan pada batang rotan sebagai tali akan ditarik masyarakat dari laut ke tepi pantai. Pemanfaatan janur kuning ini untuk mengundang perhatian ikan sekaligus mempermudah pemerolehan ikan dalam jumlah besar. Penempatan ikan yang tertangkap ditampung dalam wadah bambu, Sero, sebelum akan dibagikan bagi masyarakat yang hadir. Pada 2020 lalu, festival Wer Warat pun berhasil diselenggarakan berkat tradisi penyejahteraan masyarakat dari leluhur ini. Wer Warat diharap mampu menunjang promosi pariwisata daerah yang berada di Pulau Karodi, tepat di depan Desa Soinrat.

Danau Tahaiko

Pulau Karodi

Keterjangkauan yang mudah dari Desa Soinrat, Pulau Karodi hanya menghabiskan waktu 5 menit ber-speedboat. Dengan fasilitas lengkap, seperti toilet, kantin, ruang ganti, dan gazebo bernama “Sar” di sekitar area pantai, atraksi yang disimpan pun beragam, seperti pantai berbatu, sabana, dan taman laut yang membuat siapa pun betah berlama-lama tinggal. Dinding bebatuan cadas akibat terjadinya abrasi selama bertahun-tahun pun dapat ditemukan di belakang pulau. Aneka hidangan laut yang telah diolah sesuai tradisi memasak lokal pun tersaji dengan lengkap. Kunjungan Pulau Karodi hanya perlu merogoh kocek sebesar 20 ribu untuk dapat dihujani keseruan atraksi ini.

Air Terjun Ai Moun Ni Ohoi

Masih berdekatan dengan desa, Air Terjun Ai Moun Ni Ohoi tidak terkecuali untuk disinggahi dengan jarak 30 menit di sebelah timur desa. Cara yang bisa ditempuh untuk sampai ke air terjun berketinggian 15 m ini adalah lewat jalur kampung, Wulur Ohoimas, atau Jembatan Satu. Suara gemericik air yang membentur bebatuan akan semakin terdengar saat derasnya meningkat di musim penghujan dan mulai memelan hingga tidak menimbulkan suara karena kering di musim kemarau. Terlepas dari kondisinya yang terpengaruh musim, keasrian alam yang diedari pepohonan tinggi termasuk dari hutan bambu tidak akan menyurutkan betapa memukau Ai Moun Ni Ohoi untuk dijadikan spot berfoto dan bercengkrama. Biaya operasional yang perlu dituangkan untuk fasilitas alam ini hanya senilai 10 ribu.

Air Terjun Ai Moun Ni Ohoi

Bagaimana bayangan yang sudah Sobat Atourin dapatkan tentang Desa Soinrat? Menggiurkan untuk segera disusuri, bukan? Sobat Atourin sudah tidak perlu berlama-lama mempersiapkan perjalanan negeri ini. Kamu bisa membeli tiket keliling Desa Soinrat melalui Atourin Visitor Management System (AVMS) dengan praktis. Dengan Atourin, Sobat Atourin bisa mengarungi Ohio dengan maksimal.