(Micka Permata Putri)

Hi Sobat Atourin, pernahkah kamu mendengar daerah bernama Kepulauan Seribu? Pasti kamu terbayang ya banyaknya pulau-pulau di daerah ini. Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif di Provinsi DKI Jakarta. Letaknya di utara Jakarta, tepatnya di Laut Jawa. Daerah ini juga merupakan kawasan taman nasional loh. Kepulauan Seribu memiliki banyak pulau yang sering dijadikan sasaran sebagai tempat wisata bagi beberapa kalangan masyarakat setiap waktu libur tiba. Pulau- pulau di Kepulauan Seribu yang jumlahnya ratusan memiliki banyak keindahan, salah satunya keindahan bawah laut. Beberapa pulau yang sering jadi jujukan kunjungan wisatawan adalah Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Harapan, dan lainnya. Tidak semua pulau di sana berpenghuni karena memang ukurannya yang kecil atau karena adanya peraturan yang memang tidak memungkinkan pulau itu dihuni. Masyarakat atau wisatawan juga sering berkunjung ke berbagai Pulau yang tidak berpenghuni ini untuk menikmati suasana yang berbeda dari pulau lain yang berpenghuni.

Salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang menjadi destinasi wisata kalangan masyarakat termasuk saya adalah Pulau Rambut. Saat itu saya yang sedang menjalankan suatu kegiatan relawan yang diadakan oleh salah satu dosen saya bersama teman-teman prodi saya di Pulau Untung Jawa. Akan tetapi, setelah kegiatan relawan yang dijalankan kurang lebih 5 hari tersebut telah selesai, dosen saya mengajak kami untuk mengunjungi Pulau Rambut yang jaraknya sangat dekat sekali dengan Pulau Untung Jawa. Kami menaiki perahu dengan menempuh waktu 10 sampai 15 menit.

Sesampainya disana, kami sangat kaget karena air laut di pinggir pantai yang sangat jernih, sehingga kami dapat melihat kondisi bawah air yang berada di pinggir pantai dengan jelas. Pada awalnya kami berniat untuk berenang di Pulau Rambut dengan membawa pakaian ganti yang telah kami siapkan. Akan tetapi, ketika sampai sampai di sana, kondisi tidak memungkinkan untuk melakukannya. Hal itu karena kamar mandi yang sederhana tersebut diperuntukkan untuk penjaga pulau saja, karena pulau tersebut tidak dihuni oleh masyarakat setempat. Keadaan Pulau Rambut sama seperti pulau lain yang berada di Kepulauan Seribu yang tidak dihuni oleh manusia. Pulau ini masih banyak pohon dan satwa yang hidup secara bebas. 

Di pulau ini, terdapat banyak sampah yang berserakan di pinggir pantai. Kami yang mengunjungi pulau ini merasa sangat menyayangkan sekali karena pulau ini sangat indah harus dikotori oleh sampah-sampah ini. Oleh karena itu, kami melakukan kegiatan untuk mengambil sampah-sampah yang berserakan di pinggir pantai dan memasukkannya ke dalam kantong plastik hitam untuk dikumpulkan. Sampah-sampah yang berserakan tersebut didominasi oleh sampai plastik yang tentunya sangat sulit diuraikan. Menurut penjaga pulau tersebut, sampah-sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari tempat lain karena Pulau Rambut tidak memiliki penghuni manusia melainkan hanya satwa liar. Dengan kata lain sampah itu adalah sampah kiriman yang terbawa ombak kemudian semacam terdampar di pulau ini.

Di pulau ini, terdapat banyak jenis burung yang hidup secara bebas. Penjelasan tentang berbagai jenis burung ini, dapat dilihat di pintu gerbang saat akan memasuki kawasan tersebut, berupa lukisan dari beberapa jenis burung serta satwa lainnya beserta penjelasannya. Pulau Rambut merupakan salah satu tempat yang disebut sebagai ramsar site dari 7 tempat oleh pemerintah, karena banyaknya burung migran yang datang ke pulau tersebut.

Sebelum kami melihat burung-burung yang hidup secara bebas di Pulau Rambut, kami harus berjalan kaki dari pintu gerbang. Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri area hutan di pulau itu. Mungkin sangat menegangkan bagi kami karena pertama kali melakukan hal ini. Selain itu, kami sangat khawatir karena terdapat salah satu satwa liar misalnya ular. Akan tetapi, semua rasa ketakutan dan khawatir serta lelah terbayar ketika kami sampai di lokasi dimana kami bisa menikmati keindahan pulau ini secara maksimal. Pada tempat pertama, kami harus menaiki beberapa tangga untuk melihat dengan jelas jenis burung yang ada di pulau ini dengan teropong. Namun, tempat ini hanya bisa dinaiki oleh 5 sampai 6 orang saja karena sangat tinggi dan menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Tempat selanjutnya seperti rumah pohon yang terbuat dari kayu yang berada di tengah hutan. Pada tempat ini kami dapat mendengar suara burung-burung sangat jelas serta dapat melihat kawasan burung itu dengan teropong. Ya, istilahnya bird watching.

kegiatan kepualauan seribu
Gambar Ilustrasi dari Bird Watching (Unsplash.com)

Berdasarkan penjelasan dari penjaga pulau dan pengamatan yang kami lakukan, beberapa jenis burung yang hidup di sana antara lain cagak merah (Ardea purpurea), cagak abu (Ardea cinerea), kuntul besar (Egretta alba), kuntul kecil (Egretta garzetta), kuntul karang (Egretta sacra), bluwok (Mycteria cineria), roko-roko (Plegadis falcinellus), pecuk ular (Anhinga melanogaster), kuntul sedang (Egretta intermedia), kuntul kerbau (Bubulcus ibis), jalak kerbau (Acridotheres javanicus), walet linchi (Collocalia linchi), elang laut perut putih (Haliaeetus Leucogaster), pergam laut (Ducula bicolor), tekukur (Streptopelia chinensis, asian koel (Eudynamys scolopacea), raja udang biru (Alcedo coerulescens), cekakak sungai (Todirhamphus chloris), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis), kucica kampung (Copsychus saularis), kekep babi (Artamus leucorhynchus), madu kelapa (Anthreptes malaccensis), madu sriganti (Nectarinia jugularis), dan emprit (Lonchura punctata).


Dari perjalanan kami, kami dapat menarik beberapa kesimpulan. Pertama, mengunjungi pulau yang tidak dihuni oleh manusia melainkan satwa liar dan dikelilingi oleh pepohonan memang sangat menantang. Dengan sedikit trekking, maka kami bisa menikmati hidden gems di pulau ini. Kedua, pulau yang tidak dihuni bukan berarti tidak memiliki sampah, sampah di sana adalah sampah kiriman dari daerah lain yang terbawa ombak. Ketiga, kami yakin bahwa ada banyak pulau tidak berpenghuni lain di Indonesia yang juga memiliki keindahan seperti Pulau Rambut ini. 


Menjadi penting untung kita semua menghargai alam dan isinya. Menikmati keindahan alam dan flora faunanya tentunya akan sangat menarik jika dilakukan langsung di alam. Bayangkan jika sudah punah, maka kita hanya bisa melihatnya di museum atau dokumentasi saja. Nah, Atourin juga punya campaign salah satunya berjudul The Traveller Power. Kamu akan diajak untuk menjadi pejalan bertanggung jawab dengan menghargai alam dan isinya. Yuk cek website Atourin untuk penjelasan lebih lanjutnya.