Nurunnisa R. Buana

Time to Read: 5 menit

Hati Beriman, begitu slogan dari kota ini yang merupakan akronim dari sehat, tertib, bersih, indah, dan aman. Kota yang sepertinya terdengar kurang familiar bagi banyak orang ini berada di Jawa Tengah dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang dan gunung-gunung seperti Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong yang membuat kota ini berudara sejuk. Orang-orang biasa mengenal Kota Salatiga sebagai kota kecil yang cocok untuk menenangkan diri dari hiruk-pikuk metropolitan. Di samping pencapaiannya sebagai kota toleransi, Kota Salatiga menyimpan tempat-tempat menarik yang patut dikunjungi bukan hanya wisata wahana bermain akan tetapi juga tempat unik lainnya yang menyajikan keasrian dan keindahan alam seperti Kampoeng Percik.

Mendengar kata Kampoeng tentu bayangan kita tertuju pada perkampungan dengan orang dusun yang menghuninya dan interaksi khas warga lokal. Kebanyakan dari kita pun tidak asing dengan desa wisata. Nah, kampung satu ini malah tidak berpenghuni. Wah gimana tuh? Pertama-tama Kampoeng Percik ini bukanlah kampung dengan aktivitas warganya karena tidak memiliki penghuni tetap. Apabila diamati memang bangunan dan penataannya hampir seperti kampung kecil berpenghuni pada umumnya namun jangan kaget ketika berkunjung hanya menemui sedikit orang saja.

Kampoeng Percik berlokasi di Turusan, Kota Salatiga sejauh 1 km dari pusat kota. Dari jalan raya nampak papan nama bertuliskan Kampoeng Percik. Mengikuti gang tersebut akan menuju jalan menanjak naik melalui jalan kecil akan tetapi masih bisa dilalui mobil dan kendaraan besar. Cukup tinggi sehingga udaranya sungguh sejuk dan anginnya berhembus sepoi-sepoi. Jika dilihat dari jalan hanya nampak rerimbunan mirip hutan meski sesungguhnya ada objek menarik di sini membuatnya agak tersembuyi. Kampoeng Percik ialah nama untuk tempat kerja yang dibangun oleh Percik Institute. 

Perlu diketahui bahwa Percik Institute adalah yayasan NGO (Non-Governmental Organisation) yang bergerak di bidang sosial dengan sebutan The Institute for Social Research, Democracy, and Social Justice. Meskipun nampak tak berpenghuni, Kampoeng Percik aktif setiap hari dengan pegawai yang beraktifitas sesuai jam kerja. Berdiri sejak 2002, kegiatan utama di Kampoeng Percik adalah penelitian dan diskusi pemecahan masalah sosial dan kemanusiaan.

Nama Percik sendiri merupakan akronim dari “Persemaian Cinta Kemanusiaan” dengan begitu memang adanya Kampoeng Percik ini ditujukan untuk memberikan fasilitas penelitian. Namun seiring berjalannya waktu dan mulai dikenal masyarakat, Kampoeng Percik diminati untuk menjadi ruang yang bisa difungsikan untuk berbagai macam kegiatan.

Eksis hingga hari ini, Kampoeng Percik seringkali digunakan untuk acara formal sampai non-formal termasuk wedding, outbound, meeting, camping, workshop hingga pesta kebun dan kegiatan lainnya. Biasanya Kampoeng Percik hanya dapat dipesan dari jauh-jauh hari untuk memastikan hari itu tidak ada kegiatan lain sehingga ketika acara diadakan tidak ada pengunjung selain tamu acara tersebut. Beberapa fasilitas sudah tersedia di sana dan dapat dipesan seperti paket konsumsi dari kantin, pengeras suara dan mic untuk acara skala kecil. Di tiap-tiap rumah juga ada meja besar untuk meeting dan penataan ruang dapat diatur sesuai keinginan.

Tempat ini dibangun dengan 6 bangunan utama yang semuanya berupa rumah tradisional. Rumah-rumah tersebut merupakan rumah pedesaan yang dipindahkan dari asalnya tanpa diubah bentuk aslinya. Nah, rumah-rumah tradisional tersebut digunakan untuk beberapa fungsi antara lain rumah tamu, kantor administrasi, ruang kerja staf, aula seminar, rumah advokasi, perpustakaan, dan kantin. Rumah-rumah tersebut terbuat dari kayu jati yang dibawakan langsung dari Blora, Jawa Tengah. Kebayang kan? Seberapa unik rumah-rumah yang ada disini. Cocok sekali buat kamu yang mau hunting foto bergaya vintage untuk yearbook misalnya. 

Setiap elemen di Kampoeng Percik dirawat dan dijaga kebersihannya. Dikelilingi dengan berbagai jenis pepohonan dan tanaman-tanaman yang terawat baik menciptakan suasana nyaman untuk efektif bekerja maupun melaksanakan acara kebersamaan. Untuk reservasi tempat keseluruhan area Kampoeng Percik dapat dipesan atau dapat juga memilih beberapa area yang dibutuhkan. Biaya reservasi akan dikenakan sesuai jumlah area yang digunakan dan lama waktu penggunaan. Seperti misalnya biaya sewa aula seminar utama selama 6 jam akan dikenai fee Rp500.000,00 dan aula seminar kecil selama 6 jam sebesar Rp300.000,00. Kamu juga bisa menyewa area outdoor saja seperti tanah lapangnya tanpa menyewa rumah.

Meskipun biasa digunakan untuk acara jangan khawatir jika kamu ingin berkunjung untuk sekedar melihat-lihat atau filming video klip disini. Kamu hanya perlu menuju kantor administrasi dan memohon izin kepada pihak pengelola untuk berkeliling area Kampoeng Percik dan tidak akan ada biaya entrance. Area yang dibangun di atas tanah seluas 1,25 ha ini dibuka dari pukul 6 pagi. Jadi kamu bisa langsung meluncur ke lokasi, jika acaramu sampai malam hari tidak perlu cemas karena keamanan akan dijaga oleh petugas setempat. 

Betapa menyenangkannya bisa mengadakan acara outdoor dengan orang-orang terdekat tanpa harus terganggu lalu lalang orang lain ataupun rombongan lain. Sambil menikmati ademnya alam hijau bersih yang menambah suasana produktif dan kekeluargaan benar-benar memberikan kesan eksklusif saat berada di sini. Atau cukup berjalan-jalan, berdiskusi bersama teman tentang kemanusiaan, duduk-duduk di beranda rumah tradisional, melepas penat menikmati hembusan udara sejuk. Jangan ragu rencanakan acaramu di sini, ya! Kamu juga bisa menemukan banyak inspirasi pariwisata dan jalan-jalan lainnya di website dan media sosial Atourin. Selamat berwisata!