(Hasna Nurul Izzah)

Penyebaran agama Islam di Nusantara tak lepas dari peran Sembilan Waliyullah atau biasa disebut masyarakat dengan Wali Songo. Mereka dikenal gigih dalam berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. Ziarah Wali Songo kerap dipilih sebagai wisata religi umat muslim saat hari besar agama Islam, termasuk bulan Ramadhan. Selain Wali Songo, ada pula Wali Limo. Bedanya, Wali Songo terdiri dari sembilan tempat ziarah makam wali, sedangkan Wali Limo berarti lima tempat ziarah makam wali.

Di Provinsi Jawa Timur, terdapat lima dari sembilan makam Wali Songo yang lokasi makamnya membentang dari Kota Surabaya hingga ke Kabupaten Tuban. Makamnya pun terawat dengan bagus dan dikelola oleh pihak setempat. Hingga kini, kelima makam Waliyullah tersebut ramai dikunjungi peziarah. Kelima Waliyullah itu yakni Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Drajat, dan Sunan Bonang. Nah Sobat Atourin bisa liburan sejenak sekaligus beribadah, berikut wisata religi makam Wali Limo yang cocok untuk kamu kunjungi.

Sunan Ampel

Salah satu anggota Wali Songo yang memiliki peranan penting dalam pengembangan dakwah Islam di Pulau Jawa adalah Sunan Ampel. Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481. Petilasan Sunan Ampel berada di jantung Kota Surabaya atau sebelah barat Masjid Ampel di Jalan Ampel, Petukangan I, Ampel, Kecamatan Semampir. Sunan Ampel juga pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah Sunan Giri, Sunan Gresik, Raden Patah yang makamnya ada di Kota Demak dan Mbah Hisyamudin. Hingga kini makam Sunan Ampel sering dikunjungi wisatawan untuk melihat sejarah dan juga untuk mencari berkah.

Suasana makam Sunan Ampel yang penuh dengan peziarah

Sunan Giri

Sunan Giri memiliki nama asli Raden Paku. Sunan Giri merupakan putra Maulana Ishak. Semasa hidupnya ditugaskan Sunan Ampel untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Blambangan. Makamnya berada di Jalan Sunan Giri Gresik Kecamatan Kebomas. Sunan Giri pernah belajar di Pesantren Ampel Denta dan melakukan perjalanan haji bersama Sunan Bonang. Saat itu, Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri. Sunan Giri juga dikenal sebagai sang ahli tata negara. Makamnya berada di ketinggian sekitar 120 meter di atas permukaan laut. Kompleks ini masih mempertahankan gaya bangunan Kerajaan Astana Giri Kedaton. Area makam utama Sunan Giri dikelilingi tembok dengan ukiran menawan. Jika suatu saat Sobat Atourin berkunjung ke sana, jangan lupa membawa minum ya karena perjalanannya cukup melelahkan untuk sampai ke puncak.

Sunan Maulana Malik Ibrahim/Sunan Gresik

Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Maulana Maghribi (Syekh Maghribi). Sunan Gresik dimakamkan di Jalan Malik Ibrahim Desa Gapurosukolilo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sunan Gresik berasal dari keluarga muslim yang taat. Pada abad ke-14, Sunan Gresik ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam ke Asia Tenggara. Ia berlabuh di Desa Leran, Gresik. Saat itu, Gresik merupakan bandar Kerajaan Majapahit. Tentu saja masyarakat saat itu banyak yang memeluk agama Hindu dan Buddha. Di Gresik, ia menjadi pedagang dan tabib di sela-sela berdakwah.

Tampak depan petilasan Sunan Gresik

Sunan Drajat

Sunan Drajat merupakan Wali Songo yang memiliki banyak nama, yaitu Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, dan Maulana Hasyim. Pada 1484, dia diberi gelar oleh Raden Patah dari Demak, yaitu Sunan Mayang Madu. Makam utama Sunan Drajat berada di dalam cungkup yang dindingnya diukir dengan relief. Lokasi makamnya berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Sunan Drajat menyebarkan agama Islam di Lamongan dan memiliki perhatian yang sangat besar terhadap masalah sosial.

Sunan Bonang

Sunan Bonang memiliki nama asli Syekh Maulana Makdum Ibrahim, putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati (Nyai Ageng Manila). Makamnya berada di Jalan KH Mustain, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban. Saat memasuki komplek pemakaman, tampak tiga gapura bergaya Hindu-Buddha. Sunan Bonang menyebarkan ajaran agama Islam dengan cara menyesuaikan diri terhadap corak kebudayaan masyarakat Jawa. Seperti yang diketahui, orang Jawa sangat menggemari wayang dan musik gamelan. Karena itulah, Sunan Bonang menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. Setiap bait lagu ciptaannya diselingi ucapan dua kalimat syahadat sehingga musik gamelan yang mengiringinya kini dikenal dengan istilah sekaten.

Dari kelima wisata religi yang ada di Jawa Timur, Sobat Atourin khususnya yang beragama Islam sudah pernah berkunjung kemana saja nih? Banyak hikmah yang bisa dipetik dari pengalaman Waliyullah yang sangat hebat dan tidak pantang menyerah dalam berdakwah. Semoga kita terus diberi rahmat serta terus berada dalam lindungan-Nya. Amin.