(Sekar Langit Maheswari)

Menentukan tujuan berwisata di Indonesia terkadang justru semakin membingungkan. Pasalnya banyak tawaran destinasi menggoda selalu ada untuk diarungi. Mengeksplorasi kepulauan di Indonesia membawa kita untuk tenggelam berlama-lama di dalamnya. Kepulauan Maluku mampu menjadi tujuan selanjutnya dalam petualangan yang baru. Tidak hanya menawarkan hamparan lautnya yang begitu jernih, Maluku Utara juga mencetuskan inovasi dalam berwisata alam. Melalui Desa Wisata Lapasi, perjalanan yang dikemas menjadi satu tersaji dalam bentuk desa wisata.

Lapasi berawal dari nama pantai di kawasan Desa Lako Akelamo. Desa Lako Akelamo memiliki keterikatan antara laut dan masyarakat yang tinggal di sana dengan erat. Tidak heran apabila masyarakat lokal pula yang menginisiasi berdirinya desa wisata di kawasan tersebut. Ide penamaan pantai pun tercetus dari singkatan yang populer yaitu Lapasi dari akronim Lako Pasir Indah. Mendukung potensi pantai tersebut, pedesaan mengedepankan kebersihan, kerapian, dan keramah-tamahan masyarakatnya dalam menyeimbangkan keelokan Pantai Lapasi.

Desa Wisata Lapasi bertempat di Kecamatan Sahu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Berdasar jenis kepulauan Halmahera Barat, perjalanan dapat ditempuh menggunakan speed boat menuju ke ibu kota daerah yang ada yaitu Jailolo. Setibanya di Jailolo, penggunaan transportasi darat selama kurun waktu 25–30 menit dapat ditempuh dengan opsi yang lebih beragam, seperti peminjaman sepeda motor atau mobil dan transportasi umum. 

Matahari Terbenam Pantai Lapasi
Sumber : Jadesta Kemenparekraf

Anugerah Desa Wisata

Eksotika desa ini telah berlayar hingga kancah nasional. Dengan tema “Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit,” Desa Wisata termasuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Menparekraf, Sandiaga Uno, menyatakan dukungan beliau untuk kemajuan pengembangan kawasan wisata dari pemrakarsaan desa yang ada. Keabsahan ini didukung terpenuhinya tujuh kriteria yang menjadi tolok ukur penilaian ADWI 2022, termasuk CHSE dan daya tarik pengunjung yang diutamakan.

Program unggulan Kemenparekraf ini bekerja sama dengan BCA, BNI, dan Astra dalam satu tahun ke depan. Melalui ini, masyarakat berkesempatan melaksanakan pembinaan dan pengembangan dalam meningkatkan unsur pariwisata yang dapat digali dan menjaga kelestarian alam yang dimiliki dalam Desa Sejahtera Astra (DSA). Kekuatan homestay menjadi tambahan daya tarik dengan pemanfaatan tempat tinggal masyarakat lokal sebagai rumah singgah.

Olahraga Air Desa Wisata Lapasi
Sumber : Jadesta Kemenparekraf

Alam dan Petualangannya

Suguhan alam Pantai Lapasi dinikmati dengan keselarasan manusia yang berkegiatan di sana. Lahirnya keharmonisan dalam berbagai aktivitas terkait hal tersebut beragam, seperti menantikan matahari terbenam sembari mencari kerang di pesisir pantai, membuat kemah beralaskan pasir pantai yang lembut, menantang diri dengan olahraga air dalam menyusuri bahari yang terbentang luas, mengikuti susur sungai di sisi lain pantai, dan mengenal masyarakat dengan bercengkrama. Aktivitas-aktivitas tersebut sudah terbalut dalam paket wisata variatif milik Desa Lapasi, lengkap dengan durasi kunjungan dan fasilitas yang memadai.

Mengedepankan keterlibatan masyarakat lokalnya, Lapasi berintegritas untuk mewujudkan lingkungan berkelanjutan tidak hanya bagi manusia yang hidup karenanya, tetapi juga makhluk hidup yang berada di dalamnya. Budidaya mangrove telah dikelola dan dipelihara sebaik mungkin sebagai penyeimbang.  Hutan mangrove digunakan sebagai unsur pelindung desa yang dapat dikunjungi, bahkan kemungkinan adanya penanaman bersama dapat terbuka bagi siapa saja. 

Berkemah di Pesisir Pantai Lapasi
Sumber : Jadesta Kemenparekraf

Seni, Budaya, dan Festival

Masyarakat Desa Lapasi tidak dapat dijauhkan dengan kebiasaan yang sudah dijalankan turun-menurun. Budaya yang melekat sebagai jati diri dipamerkan pula. Penyambutan tamu atau kunjungan dilakukan dengan gerakan enerjik seirama tarian tradisional, Cakalele, dan iringan genderang musik yang khas. Cerita yang hendak disampaikan dari gerakan ini adalah arti perang dalam perjuangan Maluku Utara tempo dahulu. Tak luput dari perhatian, Tari Bambu Gila, Naro Oti, dan Pinang diperkenalkan melalui pertunjukkan yang digelar desa. Apabila berminat, masyarakat terbuka mengajarkan kesenian unik daerah tersebut untuk umum.

Keterbukaan yang dijalin masyarakat kini merupakan manifestasi akan upaya pembebasan diri akan penjajahan dahulu. Perjuangan kemerdekaan merupakan bukti nyata masyarakat setempat hingga dapat berada di titik sekarang. Adanya Benteng Saboega yang masih dijaga hingga saat ini merupakan bentuk pengingat akan pergerakan masa lalu yang terjadi. Benteng terkuat di Halmahera Barat tersebut merupakan pertahanan yang terbentuk semasa VOC oleh bangsa Portugis. 

Keunikan Desa Lapasi tidak akan ada habisnya jika dikulik terus-menerus. Inovasi masyarakat mewujudkan kegiatan tahunan Festival Pantai Lapasi yang memanjakan jiwa raga. Festival ini menyuguhkan romantisme akan berdansa di sepanjang pantai dengan ditonton matahari terbenam. Kesan dancing and singing in the sunset mampu dibangun Desa Lapasi. Selain itu, hidangan kuliner laut yang diolah dengan cara dan bumbu khas, barang kerajinan yang diciptakan dengan memanfaatkan kreasi bahan alami, dan festival sunset yang dipersembahkan melengkapi rangkaian acara. Kuliner andalan Lapasi adalah pisang mulu bebe dan air guraka yang menghangatkan dinginnya malam. 

Segala kegiatan yang tercantum dapat dipilih Sobat Atourin sesuai paket wisata Desa Lapasi yang diminati. Sobat Atourin dapat menjelajahi sisi lain Indonesia dengan tetap mendapatkan relaksasi yang dibutuhkan dan menemukan pengetahuan baru yang dicari. Jangan lupa untuk mengetahui keeksotisan Pantai Lapasi dan kebaikan masyarakat Desa Lako Akelamo ya, Sobat Atourin.