Ilustrasi Kampung Adat di NTT

(Titus Agung Adiyatma)

Negara kepulauan yang luas seperti Indonesia tentu memiliki budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya ini salah satunya tercermin dalam beragam kampung adat yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Selain itu, muncul pula desa wisata yang menjadi wujud usaha masyarakat lokal dalam mempromosikan daerah dan kebudayaan mereka. Salah satu daerah yang memiliki banyak kampung adat dan desa wisata di Indonesia yakni Kabupaten Ngada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.  Sobat Atourin, yuk sejenak kita kenalan dengan beragam kampung adat dan desa wisata di daerah asal kopi Bajawa ini!

Desa Wisata Manubhara menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Ngada. Desa ini termasuk dalam 300 besar peserta ADWI (Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2022. Desa yang terletak di dekat Gunung Inerie ini menawarkan pemandangan alam yang menawan dan atraksi-atraksi budaya yang dapat membuat wisatawan berdecak kagum. Selain itu, desa ini terletak dekat dengan kampung adat dan desa wisata lainnya seperti Kampung Adat Bena, Tololela, dan Gurusina (yang konon merupakan desa tertua di Pulau Flores). Dengan jarak yang dekat antar destinasi wisata tersebut, sulit rasanya untuk kebosanan hinggap dalam batin wisatawan.

Desa yang tidak kalah pamornya dengan Manubhara yakni Desa Wisata Tiworiwu. Desa ini juga termasuk dalam 300 besar peserta ADWI 2022 seperti Manubhara. Kampung Adat Bena yang disebutkan di atas terletak di wilayah desa ini. Sebagai desa yang terletak di lereng gunung, kegiatan-kegiatan seperti trekking dan outbound tentu dapat dengan leluasa dilakukan di sini. Kebudayaan tradisional yang masih dijunjung tinggi di sini niscaya dapat seakan-akan membuatmu mengunjungi perkampungan di Ngada pada masa lampau.

Selain kedua desa wisata yang telah disebutkan di atas, ada juga Kampung Adat Belaraghi yang cukup terkenal di Pulau Flores. Perlu waktu satu jam dari pusat Kabupaten Ngada untuk mencapai kampung ini. Dilansir dari Tourism Informations Center setempat, warga kampung adat ini memiliki sikap yang sangat ramah terhadap pengunjung. Mereka akan dengan sukarela menjamu pengunjung dengan makanan khas kampung mereka. Selain itu, pengunjung juga akan dipersilakan untuk menyaksikan ritual adat desa tersebut yang bernama Ti’i Ka Ebunusi. Ritual ini diadakan dengan tujuan untuk meminta berkat dari para leluhur.

Mengunjungi kampung adat atau desa wisata ini akan memberikanmu momen yang leluasa dimana kamu bisa melihat rumah-rumah tradisional yang unik dan memiliki makna mendalam. Rumah-rumah yang dibuat dari bahan alam dan sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Kamu juga bisa melihat pemrosesan pembuatan tenun khas kampung adat atau desa wisata setempat. Tenun-tenun di kampung ini dibuat dengan cara tradisional. Pewarnaannya menggunakan bahan alami atau bahan buatan. Motifnya pun beragam mulai dari tanaman, hewan, atau motif lainnya.

Tentu ketika berkunjung ke kampung adat atau desa wisata ini, ada semacam common rules yang perlu diketahui dan dilaksanakan. Pertama adalah menghargai keberadaan warga lokal dan tidak menganggu aktivitas mereka. Kedua, tidak melakukan vandalisme atau pengrusakan ke obyek fisik atau fasilitas yang ada. Ketiga kamu bisa membantu memberikan manfaat pariwisata yang lebih besar dengan cara berbelanja oleh-oleh khas setempat, bisa berupa tenun, kopi, kerajinan atau dagangan lokal lainnya. 

Tentu saja masih banyak kampung adat atau desa wisata lainnya di Ngada selain yang sudah disebutkan di atas. Masing-masing memiliki segudang keunikan yang menunggu untuk disaksikan olehmu. Kunjungi dan wartakan agar keberadaan kampung adat atau desa wisata bisa diketahui lebih banyak orang. Kalau ada kesempatan, tidak ada salahnya berkunjung ke Ngada, bukan?