(Salsabilla Hisyana Zahra)

Time to Read: 8 minutes

Akhir pekan adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang dan semua kalangan. Tetapi, tidak jarang kita masih bingung menentukan untuk menghabiskan akhir pekan kemana atau melakukan kegiatan apa. Pada akhirnya kebanyakan dari kita hanya menghabiskan waktu di rumah untuk berleyeh-leyeh. Terkadang kita memang hanya butuh istirahat sejenak di rumah dan menikmati fasilitas yang kini semakin lengkap, seperti platform untuk menonton, bermain, ngobrol dengan teman, sampai berbelanja pun kini dapat dilakukan seraya tiduran di rumah. Namun, mengingat kita merupakan makhluk sosial, lama-lama akan terasa membosankan berada di rumah terus menerus tanpa berinteraksi dengan dunia luar. Hambatan lain yang sering terjadi juga waktu yang terbatas. Karena waktu liburan akhir pekan hanya sebentar, berjelajah ke luar kota pun rasanya tidak puas dan hanya memakan waktu. Akhirnya, banyak dari kita yang tinggal di kota besar dimana ada banyak mall, yang memilih untuk sekedar jalan-jalan ke mall bersama keluarga atau teman. Apakah masalah pergi ke mall? Tentu jawabannya tidak.

Namun kian maraknya orang yang memutuskan berakhir pekan di mall membuat beberapa mall padat dan tidak nyaman. Mall pun lama kelamaan akan terasa cukup membosankan, apalagi kalau kamu sedang tidak banyak uang alias ‘bokek’! Menghabiskan waktu akhir pekan di mall tanpa uang, mungkin kamu hanya bisa bertahan sekitar 1 jam – 2 jam di dalam mall. Kini pun lahan parkir untuk mall semakin penuh dan ramai, tidak jarang bukan kita terlalu lama menghabiskan waktu hanya untuk mencari parkir? Tetapi tenang saja, kamu tidak perlu khawatir dan bingung apalagi sampai panik, selain ke mall atau nongkrong di kafe, kamu bisa mendapatkan kegiatan yang seru,kreatif, edukatif, sekaligus meningkatkan kepedulianmu terhadap lingkungan sekitar lho! Caranya adalah mengikuti agenda kegiatan yang disediakan oleh Komunitas Wiken Tanpa ke Mall.

Ilustrasi Suasana di Mall (unsplash.com)

Komunitas yang bernama Wiken Tanpa ke Mall ini akan mengajak kamu mencoba beberapa agenda kegiatan di akhir pekan selain berwisata dan menghabiskan waktu di mall. Berdiri sejak April 2006, awal mula ide mendirikan komunitas ini adalah resahnya sekelompok kawan yang sedang berkemah bersama. Mereka merasa kini tempat wisata terutama mall cenderung monoton dan tidak kreatif. Sehingga pada akhirnya mereka mendirikan komunitas yang menawarkan acara berkunjung ke tempat-tempat wisata alternatif yang ada di kota seraya melakukan sesuatu yang bersifat kreatif, edukatif, dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Untuk mencapai tujuan utamanya tersebut dan menciptakan akhir pekan yang berkualitas, komunitas ini sebisa mungkin membuat hal yang sederhana menjadi sesuatu yang menarik. 

Meskipun pada awalnya hanya diposisikan sebagai suatu komunitas, seiring perkembangannya Wiken Tanpa ke Mall ini lebih sesuai dianggap sebagai sebuah gerakan yang berusaha untuk secara aktif melontarkan ajakan menghabiskan akhir pekan dengan kegiatan yang menyenangkan dan menguntungkan. Oleh sebab itu, komunitas ini pun tidak memiliki keanggotaan yang tetap, karena mereka lebih senang disebut sebagai sebuah gerakan pecinta aktivitas akhir pekan. Untuk kamu yang bukan merupakan anggota, sangat diperbolehkan untuk mengikuti agenda kegiatan yang disediakan dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu. Para pendirinya pun mengatakan, meskipun mereka merupakan orang yang berada di balik keberadaan Wiken Tanpa ke Mall, mereka tidak menganggap dirinya sebagai pemilik komunitas ini melainkan sebagai motor penggerak. Para pendirinya tersebut beralasan Wiken Tanpa ke Mall adalah sebuah ajakan yang dapat ditularkan oleh dan kepada siapa saja, dan sebuah ajakan terkadang jarang berjalan jika tidak ada yang mulai bergerak. Jika kamu memiliki rencana berakhir pekan tanpa ke mall dengan agenda wisata kamu sendiri, kamu tidak disebut sebagai penjiplak atau peniru melainkan memiliki tujuan yang kurang lebih sama dengan komunitas ini.

Ilustrasi Kebun Binatang Ragunan (unsplash.com)

Lalu memangnya apa saja sih kegiatan yang disediakan oleh komunitas ini? Sejauh ini sudah banyak kegiatan menarik yang disediakan oleh komunitas Wiken Tanpa ke Mall, seperti mengunjungi berbagai lokasi alam seperti Kebun Binatang Ragunan, museum, planetarium, pantai, sampai taman-taman di seputaran Jakarta. Selain itu, Wiken Tanpa Mall juga memiliki agenda yang tidak biasa, yaitu mengunjungi berbagai lokasi yang mungkin tak terpikirkan oleh banyak orang untuk mengisi akhir pekannya, seperti mengenal lebih dekat Kantor Pos Cikini, bersantai di kebun raya, sampai berkunjung ke toko roti yang legendaris di Jakarta. Tidak hanya berkunjung, tapi Wiken Tanpa ke Mall ini juga menyediakan macam-macam kegiatan yang seru, misalnya bersepeda bersama, melukis tong sampah, membatik, menulis surat untuk orang yang disayangi, mendiskusikan puisi, sampai memainkan aneka permainan tradisional seperti gobak sodor dan ular tangga.  

Tidak hanya menjelajahi tempat wisata dan berkegiatan di dalam kota, berdasarkan halaman facebook-nya ternyata komunitas ini juga suka mengadakan agenda untuk berkegiatan di luar kota bersama-sama baik wisata dalam sehari maupun lebih dari satu hari.  Agenda kegiatan ke luar kota tersebut dinamakan Trip to Hidden Paradise. Segala info mengenai ketentuan, kegiatan yang dilakukan, tempat yang dikunjungi serta biaya yang diperlukan terdapat pada halaman facebook Wiken Tanpa ke Mall secara lengkap. Salah satu kegiatan Trip to Hidden Paradise adalah mengunjungi Tebing Keraton dan Bukit Moko yang berada di Bandung. Dalam melakukan kegiatannya, komunitas ini juga sering bekerja sama dengan berbagai komunitas lain, misalnya Komunitas Pecinta Kertas. Berjalan dari mulut ke mulut, komunitas ini sangat diminati oleh banyak orang, khususnya masyarakat yang jenuh dengan mall dan ingin mencoba suasana baru. Banyak yang mengaku senang mengikuti kegiatan ini karena selain menyenangkan dan bermanfaat, mereka juga menjadi punya banyak  teman baru.

Namun, perlu ditegaskan bahwa komunitas ini tidak membenci mall dan tidak anti mall. Beberapa anggota dan juga pendirinya mengaku masih mengunjungi mall, hanya saja tidak sesering sebelumnya atau hanya jika ada keperluan saja. Komunitas ini hanya ingin membantu masyarakat untuk menghabiskan akhir pekan dengan lebih kreatif dan tidak hanya pergi ke mall saja. Karena cukup disayangkan apabila kita hanya menghabiskan setiap akhir pekan di mall, sebab banyak tempat dan kegiatan menarik lainnya yang bisa dilakukan. Jadi, kalau kamu masih suka ke mall dan ingin bergabung ke komunitas ini, tenang saja, kamu sangat diterima dan gak akan dimusuhi kok! 

Ilustrasi Anggota Komunitas Mayoritas Keluarga (unsplash.com)

Saat ini memang sebagian besar anggotanya merupakan sebuah keluarga, karena memang kegiatan yang disediakan sangat cocok untuk orang tua yang ingin sejak dini mendidik anak-anaknya mengenai nilai dan perilaku positif dengan suasana yang santai dan menyenangkan. Dengan berbagai kegiatan yang disediakan, diharapkan anak–anak akan lebih kreatif, mandiri, percaya diri, disiplin dan juga peka terhadap lingkungan. Tetapi, tidak jarang juga orang dewasa yang bukan orang tua tertarik untuk mengikuti kegiatan yang disediakan, karena memang bermanfaat tidak hanya untuk anak-anak dan orang tua saja melainkan untuk semua kalangan. Terutama untuk kamu yang ingin mencoba gaya hidup yang minimalis, mengeluarkan uang untuk mengikuti kegiatan ini akan terasa lebih menguntungkan daripada hanya menghabiskan waktu di mall. Terlebih lagi, jika pergi ke mall terdapat kemungkinan besar kamu menjadi ‘lapar mata’ sehingga membeli barang yang tidak terlalu diperlukan.  Tetapi kembali lagi, pergi ke mall bukanlah suatu hal yang dilarang baik menurut komunitas ini sekalipun, hanya saja kita harus senantiasa sadar dan tidak melupakan alternatif wisata lainnya yang memiliki nilai positif bahkan nilai pendidikan untuk kita.
Nah seru kan kegiatan di Komunitas Wiken Tanpa ke Mall ini. Jika kamu tertarik, silahkan cek media sosial mereka lebih jauh ya. Nah, komunitas jalan-jalan apapun yang kamu ingin gabung atau ikuti, pastikan kamu menghargai keberadaan anggota atau peserta acara yang lain ya. Dengan beradaptasi dan menghormati keberadaan mereka, maka kita sudah mengimplementasikan prinsip-prinsip pejalan atau bahkan orang yang bertanggungjawab (responsible traveler/ personnel).