(Ruth Gabriella)

Time to Read: 3 menit

Ketika berbicara tentang sejarah, apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian? 

“Ah, bosan.”? 

“Nggak jelas”? atau 

“Bikin ngantuk”? 

Pasti salah satu dari ketiga ungkapan di atas pernah terbesit di pikiran teman-teman semua, bukan?! Tapi, Atourin punya nih rekomendasi tempat atau wadah belajar dan memahami sejarah yang bisa buat teman-teman semua berpikir 

“Wah, sejarah itu seru dan menyenangkan, ya!” Tempat itu namanya, Komunitas Historia Indonesia!

Komunitas Historia Indonesia pertama kali didirikan pada 22 Maret 2003 di Jakarta oleh Asep Kambali dan beberapa temannya yang lain dari Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Indonesia. Sebelumnya, KHI memiliki nama KPSBI-Historia atau Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia-Historia. Baru pada tahun 2005, KPSBI-Historia resmi berganti nama menjadi Komunitas Historia Indonesia. Saat ini, KHI sudah menggaet hati 23.500 anggota dari seluruh dunia.

Ilustrasi Museum Sejarah (unsplash.com)

Apa yang membuat KHI berbeda dari komunitas peduli sejarah dan budaya lainnya adalah terletak di programnya yang unik dalam mengenalkan sejarah. Tidak hanya sebatas mengunjungi museum demi museum, KHI mengenalkan konsep ‘setiap tempat memiliki sejarahnya sendiri’ dengan mengunjungi tempat makan, gedung, dan kampung tua, tempat hiburan, dan situs peninggalan sejarah secara langsung. Dalam menjalankan programnya, KHI membawa tiga nilai yaitu rekreasi, edukatif, dan menghibur. Jadi, bersama KHI, stereotip bahwa sejarah itu membosankan dan tidak menarik akan terhapuskan.

Seperti salah satu programnya yaitu Tour de Busway yang diadakan pada tahun 2013 silam yang juga bertepatan dengan hari raya Cap Go Meh atau perayaan tahun baru Imlek. Dengan menaiki bus transjakarta, partisipan tur ini akan dibawa mengelilingi Jakarta dan menatap keindahan ibukota dari balik jendela bus. Berawal dari Sarinah yang adalah mal pertama di Jakarta, bergerak maju ke Museum Bank Indonesia, melewati Tugu Monas, hingga sampai di perhentian terakhir yaitu gedung Candra Naya di Jalan Gajah Mada No.188. Candra Naya sendiri merupakan bekas kediaman keluarga Khouw Kim An, seorang mayor asal China yang tinggal di Batavia. Kini, Candra Naya dijadikan wisata cagar budaya Tionghoa.

Ada juga program yang berisi penelusuran pulau-pulau penuh sejarah yaitu Historical Island Adventures. Pulau-pulau yang pernah dikunjungi antara lain Pulau Kelor, Pulau Cipir, dan Pulau Onrust. Dipilihnya ketiga pulau ini adalah karena sejarah jejak peninggalan Belanda yang begitu kental. Beberapa peninggalan tersebut adalah Benteng Morello di Pulau Onrust, rumah tahanan, makam keramat, bahkan ada beberapa prasasti batu yang masih berdiri dengan kokoh.

Ilustrasi Benteng Morello (unsplash.com)

Beberapa program menarik dan terkenal lainnya dari KHI adalah Night at the Museum yaitu menelusuri sejarah di museum pada malam hari. Bahkan pada tahun 2019, Night at the Museum mengajak anggotanya untuk menginap semalam di museum, Jelajah Gunung Padang, Museum Jazz Festival, dan masih banyak lagi. Namun, di tengah pandemi COVID-19 ini, beberapa kegiatan KHI yang mengharuskan tatap muka ini menjadi tertunda. Meskipun begitu, KHI tetap berusaha menghibur anggotanya dengan sering mengadakan webinar atau talk show via Instagram Live. Untuk lebih lengkapnya, teman-teman Atourin bisa cek Instagram @komunitashitoria. 

Kapan lagi bisa belajar sejarah sambil travelling? Semua itu bisa dilakukan bersama Komunitas Historia Indonesia!

Kamu juga bisa menemukan banyak informasi dan inspirasi jalan-jalan yang menarik di berbagai daerah di Indonesia dan informasi pariwisata lainnya, tentunya hanya di website Atourin!