Time to Read: 4 Minutes

(Alfarren Syarian)

http://berita.baca.co.id/25657190?origin=relative&pageId=54f544d9-4feb-4c43-a156-9bf69d80ee5f&PageIndex=1

Jakarta. Jika kalian mendengar nama Ibukota negara kita ini, kalian pasti
membayangkan kemacetan, gedung-gedung megah pencakar langit, serta
pembangunan yang seakan tak ada hentinya. Tetapi, ditengah gegap-gempita pembangunan, Jakarta masih setia menyimpan warisan dari para penduduk lamanya. Salah satu warisan tersebut ialah Maison Weiner, toko kue tertua di Jakarta. Toko kue yang berada di daerah Senen, Jakarta Pusat ini masih kokoh berdiri semenjak pertama dibuka pada tahun 1936. Dilansir dari detikFood, Maison Weiner didirikan oleh seorang pembuat kue pada zaman kolonial Belanda, Lee Liang Mey atau kerap disapa Nyonya Gem.

Ide untuk mendirikan toke kue inipun dicetuskan oleh orang Belanda yang menjadi rekan kerja Nyonya Gem di kala itu. Dengan modal alat yang ia cicil dari Pasar Gambir, ia memutuskan untuk mendirikan Maison Weiner di tahun 1936. Untuk mencapai Maison Weiner memang butuh sedikit perjuangan. Daerah Senen sudah dikenal oleh penduduk Jakarta sebagai daerah yang rawan macet, terutama pada hari kerja. Letaknya yang di dalam sebuah jalan kecil juga membuat toko kue ini mudah terlewatkan.

Untunglah, dengan bantuan aplikasi Google Maps, saya dapat mencapai tempat ini tanpa kendala yang berarti. Rasa lelah melawan kemacetan Jakarta langsung terbayarkan ketika pertama kali menginjakkan kaki di sini. Interiornya yang antik nan cantik serasa menyeret saya ke Jakarta tempo dulu.

Dinding-dindingnya terpajang berbagai foto yang menunjukkan berbagai proses pembuatan kue dan roti pada masa lampau, yang menambah suasana vintage tempat ini. Alat-alat yang digunakan pada masa itu juga dengan bangga dipajangkan di sudut toko.

Ada berbagai macam kue dan roti yang dijajakan di sini. Mulai dari kue-kue modern yang biasa kita jumpai di pusat-pusat perbelanjaan seperti roti tawar, soes, croissant, roti-roti khas Eropa seperti ontbitjkoek atau roti rempah Belanda, dan Saucijs Brood atau pastry daging. Harga yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp 12.000,00 hingga ratusan ribu rupiah.

Yang menjadi paling banyak diburu di Maison Weiner ialah sourdough bread-nya. Roti yang dibuat dengan proses fermentasi ini masih menggunakan resep yang sama ketika pertama kali tempat ini dibuka loh! Karena proses pembuatannya yang rumit dan ukurannya yang besar, maka jangan heran kalau jenis roti ini dibanderol dengan harga yang cukup mahal, di kisaran Rp 40.000,00 sampai Rp 50.000,00.

Ada berbagai varian sourdough bread yang ditawarkan di Maison Weiner seperti walnut rye bread, choco almond sourdough, dan yang menjadi pilihan saya, muesli bread yang dihargai Rp 50.000,00.

Karena ini kali pertama saya mencicipi sourdough bread, gigitan pertama cukup mengejutkan bagi saya. Tekstur roti yang cukup keras serta rasanya yang agak asam serasa meletup di mulut saya. Tetapi setelah beberapa gigitan barulah saya mengerti kenapa jenis roti ini menjadi yang paling favorit di toko ini, rasanya gurih dan tidak terlalu manis sehingga tidak mengundang rasa eneg. Selain itu paduan kismis dan gandum muesli mampu menciptakan rasa yang unik. Ditemani dengan secangkir teh hangat atau sebotol soda, roti ini cocok untuk menemani santai sore kalian.

Sinar matahari sore yang menyeruak dari kaca jendela besar toko sungguh
mengusir penat saya. Saya sampai lupa kalau toko ini terletak di salah satu kawasan termacet di Jakarta. Maison Weiner memang bukanlah toko kue biasa, melainkan warisan Jakarta tempo dulu yang menawarka pengalaman kuliner yang cukup unik.

Maison Weiner terletak di Jalan Kramat II nomor 2, Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Toko ini dibuka hari Senin sampai Sabtu pada pukul 07.30 sampai 19.00 WIB.

Agar kalian tidak perlu kerepotan mengunjungi toko ini dan keliling-keliling Kota Jakarta, jangan lupa hubungi Atourin demi pengalaman travelling yang tak terlupakan. Jangan juga lupa untuk selalu menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan setempat ya!