(Titus Agung Adiyatma)

Turis asal Italia di zaman Majapahit? Betul, kamu tidak salah baca. Beragam orang dengan kebangsaan yang berbeda pernah menginjakkan kaki di Bumi Nusantara yang sebagian besarnya berada di bawah kuasa Majapahit pada masanya. Salah satunya yakni seorang ‘turis’ asal Italia bernama Odorico da Pordenone. Penasaran bagaimana seseorang yang berasal dari Italia bisa sampai di Nusantara yang jaraknya jauh sekali dari sana? Simak kisahnya di bawah ini.

Ilustrasi Biarawan

Odorico da Pordenone, yang juga dikenal dengan nama Odorico Mattiussi, adalah seorang biarawan yang berasal dari Italia di abad pertengahan. Sebagai biarawan, dia diutus untuk mewartakan injil ke wilayah Timur (Asia) pada bulan April 1318. Selama perjalanannya, dia mengunjungi berbagai wilayah seperti Anatolia (Turki), Persia, India, sampai akhirnya dia mencapai Nusantara, tepatnya di Sumatera. Dari Sumatera, Odorico melanjutkan perjalanan ke Jawa. Diperkirakan dia tiba di Jawa pada tahun 1321-1322 Masehi, yakni pada masa pemerintahan Jayanegara, raja kedua Majapahit. 

Persinggahan Odorico di Jawa ternyata memberikan kesan tersendiri baginya. Dikutip dari situs nusantarareview.com, berikut sedikit dari yang dia tuliskan mengenai Jawa pada era Majapahit dalam catatan perjalanannya:

“Saya pergi ke sebuah pulau lain bernama Jawa yang memiliki garis keliling pantai sepanjang 3.000 mil dan raja Jawa memiliki tujuh raja lain di bawah kekuasaan utamanya. Pulau ini dianggap sebagai salah satu pulau terbesar di dunia dan sepenuhnya dihuni; berlimpahan cengkih, kemukus dan buah pala serta segala macam rempah lain juga banyak, jenis makanan lain dalam jumlah besar, kecuali anggur. Raja Jawa memiliki sebuah istana besar dan mewah paling menakjubkan yang pernah saya lihat, dengan tangga lebar dan megah ke arah ruangan di bagian atas, semua anak tangga secara bergantian terbuat dari emas dan perak…”

Sebagai orang Eropa abad pertengahan, melihat kekayaan dan kemakmuran Majapahit yang demikian gemerlap membuat Odorico sangat terkesan. Pada masa itu, di tempat asalnya rempah-rempah merupakan suatu komoditas yang sangat berharga. Istana yang demikian megahnya juga jarang dijumpai di Eropa. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mencatat apa yang dia temui. Catatan perjalanannya dicetak dalam sebuah buku yang berjudul I viaggi di Frate Odorico (Bahasa Indonesia: Perjalanan Rahib Odorico). Buku ini masih ada sampai sekarang dan dapat dibeli secara online jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang perjalanan sang biarawan Italia.

Odorico mengakhiri persinggahannya di Jawa kira-kira setelah tahun 1322. Dari Jawa, dia kembali melanjutkan perjalanan ke berbagai wilayah di Asia Tenggara dan Asia Timur sebelum akhirnya menempuh perjalanan panjang kembali sampai ke Italia kira-kira pada tahun 1329. Dua tahun setelahnya, dia wafat, tentu setelah menyelesaikan catatan perjalanannya sebagai seorang ‘turis’ atau pengembara yang sempat singgah di negeri Majapahit.

Sebagai turis, kita selalu ingin mengabadikan berbagai hal yang mengesankan dalam perjalanan wisata yang kita jalani. Kalau sekarang kita menggunakan foto dan video untuk mengabadikan hal-hal tersebut, pada zaman dahulu orang menggunakan pena dan kertas. Serupa, tapi tak sama—berbeda metode, namun pengalaman wisatanya sama-sama terabadikan. Setelah beratus-ratus tahun, kita tetap bisa tahu tentang perjalanan Odorico, sang ‘turis’ Italia yang singgah di Majapahit, bukan?