Time to Read: 7 menit

(Syahninda Farrelia Diva)

Indonesia dikenal dengan negeri seribu budaya. Tiap budaya memiliki ciri khas
masing-masing untuk membentuk identitas diri dalam suatu wilayah tertentu.
Bagaimana dengan dua budaya yang akhirnya bercampur menjadi satu dan saling
mempengaruhi di Indonesia? Apakah Indonesia memilikinya?
Jawabannya adalah iya. Tentu saja Indonesia memiliki percampuran dua budaya
atau yang biasa kita sebut juga dengan akulturasi budaya. Apa sih akulturasi budaya
itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi adalah percampuran dua
kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi.
Lebih mudahnya, akulturasi adalah hasil satu budaya dengan budaya lain yang
berbeda untuk menjadi satu. Budaya tersebut kemudian berkembang di masyarakat
tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya aslinya.
Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali contoh-contoh percampuran budaya yang
dapat ditemui. Kita bisa melihatnya dari peninggalan-peninggalan bersejarah. Dari
seni bangunan, seni ukir, dan rupa, sastra sampai makanan yang biasa kita temukan
di kehidupan sehari-hari.
Akulturasi tersebut akhirnya terus berkembang dan menjadikan identitas diri tiap
tempat-tempat di Indonesia. Yang menjadikan pesona bagi Indonesia dan
memberikan warna-warni di negeri seribu budaya ini.
Berikut adalah pesona Indonesia hasil akulturasi budaya yang wajib kamu ketahui:

Bakso

Bakso adalah makanan yang sering kita jumpai. Bahkan makanan ini dikenal
sebagai makanan khas Indonesia. Bakso biasanya terbuat dari olahan daging sapi
dan tepung yang dibentuk bulat-bulat. Makanan ini biasanya dihidangkan dengan
kuah kaldu yang hangat.
Ternyata makanan ini adalah bentuk akulturasi budaya antara budaya Indonesia dan
Tionghoa. Bakso sendiri dalam bahasa Hokkien memiliki arti daging giling. Bak
sendiri memiliki arti daging babi. Namun, karena mayoritas masyarakat Indonesia
tidak mengkonsumsi babi. Maka komposisi bakso sendiri diubah menggunakan
daging sapi.
Dewasa ini, sudah banyak bakso yang dapat kita temukan dengan mudah dan
tentunya halal. Bahkan beberapa daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri
dalam menyuguhkan bakso. Seperti bakso bakar yang menjadi daya tarik Kota
Malang atau bakso Solo yang gurih dengan tambahan mie dapat menggugah selera.
Jadi jenis bakso apa yang menjadi favoritmu?

Masjid Cheng Ho

Selain di bidang kuliner, terdapat juga arsitektur hasil akulturasi budaya. Seperti
Masjid Cheng Ho yang terletak di berbagai daerah di Indonesia. Walaupun rupa
fisiknya mirip kelenteng, namun masjid ini tidak mengurangi fungsi beribadah itu
sendiri. Dengan bangunan yang didominasi warna merah dan atap khas bangunan
Tionghoa menjadikan masjid ini identik dengan budaya Tionghoa.
Masjid Cheng Ho didirikan sebagai bentuk penghormatan kepada Laksamana
Cheng Ho yang telah memberikan peran penting dalam penyebaran agama Islam.
Laksamana Cheng Ho telah berlayar dari daratan China sampai Afrika untuk
menyebarkan ajaran agama Islam melalu jalur perdagangan. Dengan begitu
tersebarlah masjid-masjid Cheng Ho di beberapa titik di Indonesia.
Masjid Cheng Ho pertama berdiri di Surabaya pada tahun 2002. Kemudian disusul
oleh daerah lain di Indonesia seperti Palembang pada tahun 2006, Kutai
Kartanegara (2007), Purbalingga (2011), Jambi (2012), Gowa dan Banjarmasin
secara bersamaan di tahun 2014, Batam pada tahun 2015, Banyuwangi (2016) dan
disusul Samarinda yang mendirikan Masjid Cheng Ho ini pada tahun 2017.

Gambus

Alat musik satu ini juga bentuk hasil dari akulturasi budaya. Gambus pertama kali
dikenalkan oleh syiar Islam yang berasal dari Semenanjung Arab. Alat musik ini
dimainkan dengan cara petik menyerupai gitar. Perbedaan gambus dengan gitar,
gambus memiliki tiga sampai 12 senar. Susunan senar dari gambus berupa senar
tunggal maupun ganda.
Kemudian alat musik gambus berkembang dan menjadi kebudayaan Melayu di
Indonesia. Daerah tersebut adalah Aceh, Deli, Belitung, dan Lampung. Gambus
telah dikenal banyak oleh masyarakat Indonesia dan tidak jarang dimainkan di
acara-acara besar. Biasanya musik yang dimainkan berupa musik-musik berirama
Timur Tengah.

Candi

Candi Borobudur (unsplash.com)

Candi adalah tempat ibadah peninggalan yang dikenal pada masa Hindu Budha di
Indonesia. Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai pemujaan dewa-dewi namun
juga dapat berfungsi sebagai istana, pemandian, gapura, dan lain-lain. Bangunan ini
juga merupakan bentuk hasil akulturasi budaya Hindu Budha dan Indonesia.
Terdapat beberapa candi di Indonesia yang terkenal sampai menjadi keajaiban
dunia. Salah satunya yaitu Candi Borobudur yang terletak di Magelang Jawa
Tengah. Candi Borobudur dibangun pada tahun 750 masehi sampai sekarang pun
masih aktif dan terbuka untuk umum. Walaupun terbuka untuk umum dan menjadi
objek wisata, pengunjung diharapkan tetap menjaga tingkah laku di area Candi
Borobudur karena sejatinya candi tersebut adalah tempat ibadah bagi umat
beragama Buddha.

Kepala Suku

Kepala Suku termasuk dalam bentuk akulturasi budaya antara India dan Indonesia.
Maksud dari kepala suku sendiri adalah adanya pemilihan pemimpin pada suatu
daerah. Rakyat dapat mengangkat seseorang yang lebih tua dan berpengalaman
dalam memimpin dan membimbing untuk dijadikan kepala suku di daerah tersebut.
Setelah pengaruh budaya India tersebut masuk, praktik ini kemudian diubah oleh
masyarakat di Indonesia ketika memilih raja pada zaman dahulu. Kepala suku
kemudian diganti namanya dengan sebutan raja dan daerah yang dipimpinnya
disebut dengan wilayah kerajaan.

Dari berbagai macam bentuk rupa pesona Indonesia merupakan bentuk akulturasi
budaya yang akhirnya berkembang di Indonesia. Bentuk-bentuk budaya tersebut
memberi warna tersendiri untuk identitas bangsa kita.
Tentunya pengalaman untuk mendalami budaya di Indonesia tidak akan habis.
Masih banyak budaya yang perlu kita ketahui lainnya. Kunjungi website atourin.com
untuk mengetahui lebih lanjut tentang kekayaan budaya yang terdapat di alam kita,
alam Indonesia.