(Monika Leonita)

Memasuki bulan Agustus dimana perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia dilakukan, rasanya tak lengkap jika kita tidak bernostalgia bersama tentang sejarah Indonesia. Sebelum perjuangan Indonesia melawan penjajah, perang antar kerajaan di Indonesia sudah terjadi untuk memperebutkan kekuasaan. Kebudayaan Indonesia banyak mendapatkan pengaruh dari aliran Buddhisme dan Hinduisme yang berkembang pada zaman kerajaan-kerajaan tersebut. Buddhisme dan Hinduisme memberikan pengaruh pada bahasa, adat istiadat dan upacara sosial, bahkan sampai arsitektur atau seni bangunan.

Berbicara tentang arsitektur, Indonesia memiliki banyak candi yang memiliki nilai sejarah yang kaya. Dari ratusan candi di Indonesia, Candi Borobudur dan Candi Prambanan adalah pilihan sempurna untuk meniti sejarah dan mempelajari masuknya kedua aliran agama tersebut. Kemegahan dan keindahan ceriteranya membuat wisatawan domestik maupun mancanegara menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang kerap disapa Jogja. Namun, terdapat pula satu situs kawasan bersejarah lainnya yang tidak kalah menarik dibanding kedua candi tersebut. 

Berjarak sekitar 5,6 km atau 15 menit dari Prambanan, Kawasan Candi Ratu Boko termasuk salah satu candi yang berdiri di dataran tinggi yaitu 196 meter di atas permukaan laut. Walaupun disebut sebagai candi, sebetulnya Ratu Boko merupakan sisa reruntuhan sebuah istana. Maka dari itu saat kita berkunjung ke sini, alih-alih melihat bentuk candi pada umumnya, kita akan bernostalgia merasakan sisa-sisa kehidupan yang terjadi di dalamnya.

Tidak seperti Borobudur dan Prambanan yang merupakan peninggalan dari masing-masing agama Budha dan Hindu, situs Ratu Boko dipengaruhi oleh keduanya. Hal ini dikarenakan situs Ratu Boko dibangun pada abad ke-8 oleh Rakai Panangkaran yang beragama Buddha, tetapi kemudian diambil alih oleh raja Mataram Hindu. Ditemukannya Prasasti Abhayagiriwihara  yang ditulis dengan huruf pranagari merupakan bukti dari pengaruh kedua agama tersebut. Rakai Panangkaran yang merupakan Raja Mataram mengundurkan diri untuk mendapatkan ketenangan, sehingga dibuatlah Abhayagiriwihara yang berarti biara yang dibangun di sebuah bukit yang penuh kedamaian. Sedangkan pengaruh hinduisme dibuktikan oleh adanya Arca Durga, Yoni, Arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan “Om Rudra ya namah swaha” sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Siwa.

Candi Ratu Boko

Selain prasasti dan arca, masih banyak lagi sisa reruntuhan yang tersebar di kawasan situs Ratu Boko. Saat kita pertama kali masuk, gerbang Ratu Boko akan menyambut kedatangan kita. Gerbang Istana Ratu Boko yang terletak di bagian barat menjadi bagian pertama yang kita jejaki saat memasuki situs bersejarah ini. Uniknya gerbang dalam yang terletak 15 meter dari gerbang luar justru lebih besar dan megah. Terdiri atas lima gapura paduraksa, gerbang dalam hanya memiliki tiga anak tangga yang terletak di satu gapura utama dan dua gapura pengapitnya.

Tak jauh dari gerbang utama, terdapat Candi Pembokoran yang berbentuk bujur sangkar. Sesuai dengan namanya, Pembokoran atau Pembakaran, candi ini digunakan untuk membakar mayat. Ada pula sumur keramat yang terletak dekat Candi Pembokoran bernama Amerta Mantana, artinya air suci yang diberikan mantra. Air suci ini dipercayai oleh masyarakat lokal dapat membawa keberuntungan. Sedangkan bagi masyarakat Hindu, air ini dipergunakan untuk Upacara Tawur Agung Kesanga sehari sebelum Nyepi dengan tujuan memurnikan diri.

Selayaknya sebuah istana, Ratu Boko juga memiliki pendopo, paseban, dan keputren. Pendopo atau pendapa adalah ruang untuk bertamu yang umumnya terletak di bagian depan rumah. Sisa reruntuhan pendopo Ratu Boko ini berbentuk dinding setinggi tiga meter dan terbuat dari batu andesit. Sementara itu Paseban merupakan tempat untuk menghadap raja, berasal dari Bahasa Jawa yaitu seba yang berarti ‘menghadap’. Bangunannya terletak 45 meter dari selatan gapura, dan terdapat tumpukan batu yang diduga pondasi tiang dan atap pendopo tersebut. Sedangkan keputren adalah tempat tinggal para putri. Lingkungan keputren terbagi menjadi dua ruangan dengan sebuah pintu penghubung. Dalam ruangan pertama terdapat 3 buah kolam berbentuk persegi dan di ruangan kedua terdapat 8 kolam berbentuk bundar.

Terdapat juga dua gua yang terbuat dari batuan sedimen breksi pumis bernama Gua Lanang dan Gua Wadon. Gua Lanang diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan Gua Wadon untuk perempuan. Keduanya terletak berdekatan dan memiliki relung seperti bilik di dalamnya, hanya saja ukuran Gua Wadon sedikit lebih kecil dibandingkan Gua Lanang.

Tidak hanya belajar mengenai kehidupan kerajaan yang merupakan salah satu bagian dari sejarah Indonesia, situs Ratu Boko juga menawarkan pemandangan Merapi dan Candi Prambanan yang menakjubkan. Kamu bisa bersantai dan menikmati hijaunya alam selagi menelusuri sisa-sisa reruntuhan. Bahkan jika kamu tertarik, sobat Atourin bisa loh piknik santai di sini!

Ilustrasi piknik di Candi Ratu Boko (sumber: Website Resmi Candi Ratu Boko)

Taman Wisata Candi (TWC) yang merupakan pengelola dari Candi Ratu Boko menawarkan paket Boko Picnic. Dengan membeli paket seharga Rp85.000,00 ini, kita sudah bisa mendapatkan tiket masuk Ratu Boko, perlengkapan piknik seperti picnic mat dan keranjang, serta makan siang. Boko Picnic berlangsung dari pukul 15.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB, jam ideal untuk menikmati suasana alam dan melihat sunset di sore hari.

Pilihan menarik lainnya adalah menikmati suasana pagi hari seperti Cinta dan Rangga dalam film Ada Apa dengan Cinta? 2. Jika kamu berkunjung di pagi hari selain kesejukan udaranya kamu juga bisa menikmati pemandangan Gunung Merapi dan Candi Prambanan. Situs Ratu Boko bisa kamu kunjungi dari jam 09.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB. Harga tiket masuknya pun masih terjangkau dan sepadan dengan yang bisa kita dapatkan, yaitu hanya Rp40.000,00 untuk 10 tahun ke atas dan Rp20.000,00 saja untuk di bawah 10 tahun.

Wah menarik banget kan sobat Atourin? Sayangnya dalam rangka PPKM yang masih berlangsung sampai 16 Agustus 2021, Candi Ratu Boko terpaksa ditutup nih untuk sementara waktu. Jadi bagi sobat Atourin yang tertarik berkunjung bisa pantau website resmi Candi Ratu Boko ya untuk informasi lebih lanjut!