Gambar Ilustrasi Seorang Traveler (pixabay.com)

Time to Read: 4 menit

(Jysa Nursakinah)

Dian Mu adalah traveller sekaligus penulis tiga novel fiksi yang berasal dari Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Wanita muda ini seringkali membagikan pengalaman travelling-nya melalui media sosial terutama instagram kepada pengikutnya yang berjumlah lebih dari sebelas ribu pengguna. Pada media tersebut, ia memberikan informasi terkait estimasi biaya, waktu, hingga rekomendasi tempat pada destinasi yang telah dikunjungi. Respon yang ia dapatkan sangat bagus, banyak orang yang antusias untuk menanyakan detail perjalanan dan mengikuti jejak petualangan Dian.

Awal mula Dian tertarik dengan dunia travelling adalah karena pengaruh dari keluarganya yang senang berjalan-jalan dan berpetualang. Hal ini menyebabkan Dian aktif bepergian dan bermimpi untuk dapat menjelajah banyak tempat sedari kecil. Terlebih lagi, acara ‘My Trip My Adventure’ yang sempat booming di Indonesia membuatnya semakin merasa bahwa ia harus menjelajahi Indonesia.

Petualangan Dian benar-benar dimulai saat ia berumur 19 tahun, saat pertama kali ia melakukan solo travelling ke Nusa Tenggara Barat. Dengan bermodal nekat, ia melalui perjalanan panjang melalui darat dan laut selama dua hari. Perjalanan tersebut mengharuskannya untuk melewati tiga pulau yaitu Jawa, Bali, dan Lombok hingga akhirnya tiba di Nusa Tenggara Barat. Dian bercerita bahwa pada saat itu ia tidak tahu banyak tentang tata cara yang baik untuk melakukan travelling, sehingga bingung seberapa banyak stok makanan yang harus ia bawa dalam perjalanan panjang tersebut. Namun, ia bersyukur karena di perjalanan ia bertemu dengan orang-orang yang baik dan bersedia untuk membantunya.

Menghadapi Fobia akan Laut

Gambar Pemandangan Laut di Lombok (unsplash.com)

Tantangan terbesar dari perjalanannya ke Nusa Tenggara Barat adalah fakta bahwa dirinya memiliki Aquaphobia atau fobia dengan air. Dian memiliki aquaphobia sejak kecil, ia ketakutan setiap melihat air dalam jumlah yang banyak. Misalnya pada kolam renang atau laut. Sementara, perjalanan tersebut meliputi tiga kali naik kapal untuk melewati Selat Bali, Selat Lombok, dan Selat Alas. Pada perjalanan itu, Dian mengaku merasa sangat takut. Namun ia sadar bahwa tidak ada cara lain selain menghadapi rasa takutnya.

Berada dalam situasi tersebut, Dian memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya yaitu dengan fokus pada hal yang menyenangkan. Setelah menimbang-nimbang, Dian memutuskan untuk membayangkan kartun One Piece dan berlayar bersama mereka. “It sounds silly, but it works!” kata Dian saat menjelaskan pengalaman menarik tersebut. 

Gambar Pantai di Lombok (unsplash.com)

Trauma adalah hal yang sulit untuk disembuhkan, sehingga perlu pembiasaan berkali-kali untuk mencapainya. Aquaphobia yang dimilikinya tidak membuat Dian berhenti menjalani hobinya berpetualang. Dengan giat ia terus berusaha untuk menenangkan dirinya tiap kali melakukan perjalanan laut. Pada setiap perjalanan, Dian menggunakan metode yang berbeda-beda. Terkadang ia menggunakan ingatan yang baik, terkadang juga menggunakan lagu yang menyulut keberanian dan semangat. Pada tahun berikutnya, Dian pun menyadari bahwa ia sudah mampu mengatasi rasa takutnya dan tidak perlu pengalihan lagi. Dian sangat bersyukur karena travelling dapat menjadi media untuk healing atau penyembuhan bagi dirinya.

Dian menganggap bahwa terdapat banyak hal yang pasti ditempa selama melakukan travelling. Hal yang pertama adalah travelling memaksa kita untuk belajar berani untuk menghadapi semua kemungkinan. Selain itu juga dapat melatih kemandirian karena travelling membuat kita harus dapat mengandalkan diri sendiri di tempat asing. Kemampuan adaptasi semakin terasah dan dapat memperoleh berbagai info serta pengetahuan baru.

Potensi dan Harapan pada Pariwisata Indonesia

Gambar Raja Ampat di Papua Barat, Indonesia (unsplash.com)

Kesukaannya untuk menjelajah alam membuat Dian ingin mengunjungi berbagai daerah pedalaman yang indah. Mulai dari pemandangan Aurora Borealis hingga keindahan Raja Ampat. Namun, secara umum ia ingin menjelajah Papua karena masih banyak tempat indah yang belum terjamah. Terlebih lagi berkunjung ke suku-suku di pedalaman, Dian mengaku sangat ingin melihat lebih dekat dan belajar banyak tentang mereka. 

Dian juga percaya bahwa tempat asalnya yaitu Karanganyar memiliki potensi besar. Pertama, dari segi lokasinya yang strategis yaitu di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur membuat Karanganyar mudah dijangkau. Kedua, dari kenampakan alamnya yang indah khususnya pegunungan. Sebagian daerah Karanganyar berada di Pegunungan Lawu, yang berarti sangat banyak pilihan aktivitas mulai dari mendaki gunung, wisata air terjun, hutan, kebun teh, outbound, telaga, dan lainnya. Ketiga, dari segi seni dan budaya. Karanganyar memiliki banyak peninggalan seni dan budaya, terutama warisan dari Kerajaan Majapahit. Banyak peninggalan Hindu terutama di kaki Gunung Lawu. Selain itu, Karanganyar juga memiliki tradisi budaya setiap tahun yaitu salah satunya adalah ‘Cembengan’.

Gambar Gunung Lawu (unsplash.com)

Pada era digital saat ini sudah sangat mudah untuk melakukan travelling. Kita menggunakan teknologi untuk mengetahui tempat yang indah, untuk merencanakan dan mencari tahu informasi detail lokasi hingga akomodasi. Untuk mencapai lokasi juga sangat dimudahkan karena teknologi maps. Bahkan, setelah melakukan travelling kita masih tetap menggunakan teknologi untuk menyebarkan informasi kepada dunia tentang tempat yang telah kita kunjungi. Lalu orang lain akan tahu, dan siklus terulang. Dengan kata lain, teknologi dan travelling adalah dua hal yang sangat sulit dipisahkan.

Harapan Dian untuk pariwisata Indonesia adalah semoga bisa lebih berkembang karena Indonesia sangat kaya akan seni dan budaya. Masyarakat juga sangat tahu bahwa Indonesia adalah tempat yang indah dan memiliki keinginan untuk mengeksplorasinya. Namun, hal yang diperlukan adalah kerjasama dari pemerintah. Bukan hanya kampanye ‘Visit Indonesia’, tapi Dian berharap harga tiket domestik dibuat lebih terjangkau mengingat fakta bahwa harga tiket ke luar negeri lebih murah dibanding harga tiket ke pulau lain di Indonesia.

Bagaimana menarik kan cerita dari Dian?! Kamu juga bisa menemukan banyak informasi dan inspirasi jalan-jalan yang menarik di berbagai daerah di Indonesia dan informasi pariwisata lainnya, tentunya hanya di website Atourin!