Fais Rahman

Time to read: 5 menit

Menjadi seorang pekerja kantor yang berpakaian rapi dan memiliki struktur pekerjaan yang tetap mungkin menjadi salah satu impian untuk sebagian orang. Berbeda dengan Marwia Attamimi atau yang sering dipanggil Mbak Marwia. Mbak Marwia lebih memilih untuk meninggalkan pekerjaan kantorannya demi mengejar kenyamanannya yaitu menjadi seorang tour guide. Dulu, sebelum menjadi tour guide seperti sekarang ini, Mbak Marwia bekerja di beberapa media dan ketika memiliki waktu luang biasa membawa teman untuk jalan-jalan. Kebetulan karena suka traveling dan berkeliling, akhirnya Mbak Marwia tertarik menjadi tour guide. Ketika masih bekerja di media, dia harus bekerja dari pagi sampai sore atau bahkan malam, tetapi ketika jadi pemandu, maka dia hanya bekerja saat ada tamu, kerjannya santai, dan bertemen dengan banyak orang. Itulah beberapa alasan Mbak Marwia lebih memilih menekuni profesi menjadi pemandu selama kurang lebih 3–4 tahun ini. Rute yang sering menjadi list utamanya adalah seputaran Kota Ambon dan luar Kota Ambon seperti Pintu Kota, Pantai Liang, dan Pantai Natsepa.

“Pulau Suwangi, Kabupaten Seram Barat”


Mbak Marwia terkenal sebagai tour guide yang sangat mudah bergaul, ramah, dan berupaya untuk memberikan pelayanan paling optimal. Mbak Marwia selalu memperhatikan asal dari tamu yang ia bawa. Hal ini dikarenakan asal tamu akan sangat berkaitan dengan karakter dari tamu tersebut. Walaupun sudah berupaya semaksimal mungkin, nyatanya tetap saja ada kendala yang menghampiri Mbak Marwia. Tetapi setiap kendala akan menjadi pengalaman tersendiri bagi Mbak Marwia. Terkadang tamu minta ditemani untuk jalan-jalan di luar kesepakatan, bahkan tak jarang Mbak Marwia harus mendengarkan dan membantu tamu dalam masalaah-masalah yang bersifat pribadi.  Meskipun begitu, prinsip Mbak Marwia selama ia adalah sepanjang bisa membantu maka ia akan melakukan yang terbaik. Bahkan sampai sekarang prinsip inilah yang menjadi pelajaran berharga bagi dirinya agar bisa bermanfaat bagi org lain. Kendala tidak hanya datang dari tamu tetapi jga dari diri pribadi. Mbak Marwia belum memiliki kendaraan pribadi jadi selalu naik ojek atau angkutan umum. Hal inilah yang membuatnya kadang tidak tepat waktu sehingga tamu memintanya untuk mempercepat waktu.

Maluku dan Sejuta Harapan Tentangnya

“Pantai Natsepa, Kota Ambon”


Mbak Marwia mempunyai keinginan untuk beberapa waktu mendatang yakni bisa berkesempatan meungunjungi Papua, Kalimantan, dan Gunung Semeru terutama Danau Ranu Kumbolo dikarenakan terinspirasi dari film 5cm yang pernah dilihatnya.

“Indahnya Pantai Lubang Buaya”


Tetapi harapan terbesarnya untuk saat ini adalah menjadikan Maluku lebih dikenal secara luas, seperti layaknya destinasi mainstream. Bahkan kalau bisa jangan hanya di Indonesia tetapi juga dikenal dunia. Mbak Marwia melihat banyak sekali potensi wisata yang sangat layak untuk dikembangkan. Tidak hanya wisata alamnya saja tetapi juga termasuk wisata kuliner dan budaya. Sering Mbak Marwia mengajak tamunya untuk mengunjungi tempat yang menyediakan ikan bakar sebagai salah satu kuliner khas Maluku. Mbak Marwia juga berharap seni seperti Tari Cakalele dapat disuguhkan kepada tamu yang datang. Tari ini sangatlah unik karena sejenis tari perang yang menggunakan parang.

Meskipun demikian, Mbak Marwia menyadari bahwa masih terdapat banyak pekerjaan rumah atau (PR) yang harus dibenahi terkait wisata di Maluku. Seperti masalah transportasi yang jumlahnya sangat minim untuk menuju ke lokasi, sehingga biasanya tamu melakukan perjalanan dengan sistem sewa kendaraan bermotor. Kondisi geografis dari Maluku yang berbentuk kepulauan semakin menyulitkan aksesibilitas yang ada. Mbak Marwia menginginkan adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bersama-sama menjembatani kemajuan pariwisata di Maluku.

“Pantai Pintu Kota”


Kendala lain terkait fasilitas seperti peralatan snorkeling masih sangat kurang. Adapun fasilitas jalan darat sudah cukup memadai. Selain itu terdapat permasalahan non teknis yang cukup membuat pariwisata Maluku kurang berkembang yakni masih banyak yang menganggap orang Maluku kasar-kasar, padahal tidak demikian. Menurutnya orang Maluku memang memiliki gaya bicara yang khas namun jangan disalahartikan bahwa itu kasar. Terkait dengan publikasi, Maluku punya banyak potensi wisata, seni, dan buaya yang tidak kalah indah, tetapi memang belum banyak saja media untuk mempublikasikannya secara intensif atau masif.

Teknologi dan Akses Pariwisata

Teknologi memberikan akses yang tidak terbatas dan kesempatan pada seluruh penggunanya untuk memaksimalkan ruang dan waktu.  Bagi Mbak Marwia, teknologi sudah seperti alat untuk menjangkau dunia. Baik dalam hal berkomunikasi maupun memberikan petunjuk terhadap apa yang harus dilakukan oleh seorang tour guide. Meskipun Mbak Marwia mengakui teknologi juga masih menjadi kendala utama di wilayah timur Indonesia yang tidak semuanya dapat mengakses internet. Tetapi Mbak Marwia percaya bahwa ke depannya teknologi akan mencapai wilayah timur untuk memajukan seluruh aspek pariwisata yang ada di sana. Terlebih dalam kondisi terbatas karena adanya pandemi, teknologi saat  ini menjadi sangat vital. Teknologi lain baginya yang sangat penting untuk dimiliki meskipun terlihat sederhana adalah tongsis dan kamera untuk mengabadikan beberapa momen dengan tamu ataupun sekedar mengabaikan kesan. Mbak Marwia adalah satu potret tour guide yang luar biasa di antara banyaknya tour guide lain. Segera persiapkan dirimu untuk perjalanan yang baru bersama tour guide paling kompeten bersama Atourin. Kamu juga bisa membaca banyak cerita seru tour guide dari berbagai wilayah Indonesia lainnya di website Atourin.