Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia membuatnya menjadi negara yang memiliki suku serta budaya yang sangat beragam. Setiap suku pun biasanya memiliki keunikan serta ciri khasnya masing-masing, mulai dari lagu daerah, pakaian daerah, bahasa daerah, hingga rumah adat yang berbeda antara satu suku dengan yang lain. Salah satunya adalah suku Bali yang memiliki rumah adatnya sendiri.


Filosofi dari Rumah Adat Bali

Rumah adat suku Bali biasanya memiliki ciri khas berupa gapura yang terletak di area halaman rumah sebagai tempat masuk. Gapura tersebut biasanya berjumlah 2 dan merupakan bangunan candi yang sejajar di antara rumah-rumah adat Bali. Kedua gapura tersebut dihubungkan dengan anak tangga serta pagar besi.

Ternyata ada filosofi tersendiri di dalamnya, lho! Masyarakat suku Bali percaya bahwa kedua gapura yang saling terhubung tersebut merupakan simbol dari kedinamisan dalam hidup yang hanya akan tercapai apabila terdapat hubungan yang harmonis antara aspek palemahan (hubungan yang baik), pawongan (penghuni rumah), serta parahyangan. Ketiga aspek tersebut juga biasa dikenal dengan istilah “Tri Hita Karana”.


Desain & Material Bangunan Rumah Adat Bali

Arsitektur dari rumah adat suku Bali memang terkenal menggunakan banyak hiasan seperti ukiran dalam pembuatannya. Masyarakat suku Bali percaya bahwa setiap ukiran mengandung makna tertentu dan biasanya digunakan untuk mengungkapkan keindahan serta penyampaian komunikasi di dalamnya.

Jika dalam budaya Tionghoa kita mengenal adanya Feng Shui dalam pembangunan sebuah rumah atau ruangan, masyarakat Bali membangun rumah dengan aturan Asta Kosala Kosali. Aturan tersebut sangat mementingkan ke arah mana bangunan atau rumah yang akan dibangun menghadap.

Untuk bangunan-bangunan yang dianggap keramat atau suci seperti Pura harus dihadapkan ke arah gunung. Arah tersebut dikenal dengan istilah Kaja. Sementara untuk bangunan-bangunan biasa dihadapkan ke arah laut dan sering disebut dengan istilah Kelod.

Suku Bali yang menganut agama Hindu juga mengenal sistem kasta dalam hal pembangunan rumah adatnya. Rumah adat yang dibangun oleh masyarakat biasa cukup dengan material peci atau tanah liat saja. Sementara untuk kaum bangsawan, rumah adat biasanya dibangun dengan menggunakan tumpukan bata yang dijadikan sebagai pondasi rumah atau genteng untuk bagian atapnya.


Ragam Ukiran Rumah Adat Suku Bali

Ukiran pada rumah adat suku Bali berada pada sisi-sisi bangunan dan biasanya memiliki filosofi akan kehidupan yang ada di bumi seperti manusia, binatang, ataupun tumbuhan.


1. Keketusan

Keketusan biasanya dapat ditemukan di bidang atau permukaan sisi bangunan yang luas. Keketusan berisi motif tumbuhan yang dilengkapi dengan lengkungan-lengkungan bunga serta daun yang besar dan lebar. Keketusan sendiri memiliki beragam jenis seperti keketusan wangsa, bun-bun, bunga tuwung, dan lainnya.


2. Kekarangan

Kekarangan dapat ditemukan pada sudut bangunan. Biasanya terbuat dari pahatan dengan motif karangan berupa tumbuhan nan lebat yang dilengkapi dengan daun terurai ke arah bawah seperti rumpun perdu.


3. Pepatran

Jenis ukiran yang terakhir adalah pepatran. Pepatran sendiri merupakan jenis ukiran dengan motif bunga. Biasanya terletak pada bidang permukaan yang sempit seperti pada tiang dan bentuknya berderet memanjang.


Macam-Macam Rumah Adat Bali

Rumah adat suku Bali memang memiliki nilai dan makna keagamaan yang sangat tinggi. Berikut ini beberapa macam bangunan atau rumah adat tradisional Bali:

  • Angkul-Angkul.
  • Pura Keluarga.
  • Bale Manten.
  • Bale Dauh.
  • Aling-Aling.
  • Bale Dangin.
  • Bale Sekapat.
  • Lumbung.
  • Pawaregen.


Kunjungi Rumah Adat Bali dan Nikmati Keunikannya!

Untuk kamu yang ingin berwisata dan mengunjungi rumah adat Bali sekarang tak perlu bingung lagi, lho. Cukup kunjungi Atourin dan atur perjalananmu ke berbagai destinasi wisata yang ada di Bali!