Gerakan Wisata Bersih (GWB) Pagar Alam tahun ini benar-benar menyita perhatian. Peserta datang dari berbagai daerah, aktivitas berlangsung sepanjang hari, dan semangat untuk bersama-sama menjaga lingkungan terasa kuat. Tapi seperti kegiatan besar lainnya, ada satu aspek yang sering tidak terlihat mata, jejak karbon yang ikut terbentuk selama event berlangsung.
Kesadaran ini penting bukan untuk mengurangi nilai positif GWB, tetapi justru untuk membantu kita melihat gambaran yang lebih lengkap, agar penyelenggaraan kegiatan berikutnya bisa lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Mobilitas Peserta Jadi Penyumbang Emisi Terbesar
GWB melibatkan sekitar 500 orang, termasuk peserta, crew, dan panitia. Pergerakan orang dalam jumlah besar otomatis berkaitan dengan penggunaan transportasi yang intens.
Berdasarkan estimasi:
-
Peserta dari luar daerah menggunakan 20 kursi pesawat (± 1.070 km) dan 6 mobil (± 606 km)
-
Peserta dari dalam daerah menggunakan 200 motor dan 80 mobil dengan jarak rata-rata sekitar 8 km dari pusat kota ke venue.
Dari seluruh aktivitas ini, total emisi transportasi mencapai 2.153 kg CO₂e. Angka ini menunjukkan bahwa mobilitas masih menjadi penyumbang terbesar dalam seluruh jejak karbon GWB.
Akomodasi Juga Berkontribusi
Sebagian peserta dan panitia memerlukan tempat menginap selama kegiatan berlangsung. Estimasi penggunaan akomodasi meliputi:
-
10 kamar hotel bintang 3 / villa
-
10 kamar hotel bintang 4
Operasional hotel, mulai dari listrik, air, hingga fasilitas kamar, memiliki jejak karbon tersendiri. Total emisi dari kategori ini mencapai 439,63 kg CO₂e.
Kebutuhan Energi Selama Acara
Penggunaan listrik untuk kebutuhan teknis dan operasional acara turut menyumbang emisi tambahan. Peralatan yang digunakan mencakup:
-
Sound system & mixer – 0,65 kWh
-
Microphone – 0,01 kWh
-
Laptop – 0,07 kWh
-
Peralatan lain – 0,5 kWh
-
Durasi pemakaian: 5 jam
Total konsumsi listrik acara mencapai 6,15 kWh, yang kemudian termasuk ke dalam kategori emisi lainnya. Jika digabungkan dengan faktor-faktor lain, total emisi kategori ini menjadi 1.524 kg CO₂e.
Sampah yang Dihasilkan Selama Kegiatan
Sebagai event besar, GWB menghasilkan cukup banyak sampah:
-
Sampah organik makanan & minuman: 1.420 kg
-
Sampah yang berhasil dikumpulkan selama aksi: 104,105 kg
Proses pengangkutan dan pengelolaan sampah ini juga turut menyumbang emisi karbon.
Total Jejak Karbon: 3,9 Ton CO₂e
Jika seluruh komponen digabungkan:
-
Transportasi: 2.153 kg CO₂e
-
Akomodasi: 439,63 kg CO₂e
-
Emisi lainnya: 1.524 kg CO₂e
Total jejak karbon GWB Pagar Alam adalah 3.902,8 kg CO₂e, atau sekitar 3,9 ton CO₂e.
Untuk mengimbangi emisi tersebut, dibutuhkan sekitar 261 pohon pinus dengan estimasi kemampuan serap total setara 3.902,8 kg CO₂e sepanjang masa tumbuhnya.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?

GWB Pagar Alam membawa energi positif bagi lingkungan, edukasi, dan masyarakat. Namun, angka-angka di atas juga mengingatkan kita bahwa kegiatan berbasis massa memiliki dampak lingkungan yang tidak kecil.
Ke depannya, beberapa langkah dibawah ini bisa mulai dipertimbangkan:
-
Mengoptimalkan transportasi bersama atau carpooling
-
Memilih venue yang meminimalkan kebutuhan mobilitas berulang
-
Mengatur manajemen sampah sejak pra-acara
-
Menggunakan perangkat hemat energi
-
Menyusun rencana kompensasi emisi sejak tahap awal
Memahami jejak karbon bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk memastikan bahwa dampak positif kegiatan seperti GWB dapat berjalan seiring dengan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.
Menuju Kegiatan Wisata yang Lebih Bertanggung Jawab
GWB Pagar Alam nunjukin kalau semangat untuk jaga lingkungan itu nyata banget. Tapi angka jejak karbonnya juga jadi pengingat halus kalau masih ada PR bareng yang perlu kita rapihin pelan-pelan biar acara seru kayak gini tetap ramah buat alam.
Selama kita makin sadar dan mau berbenah bareng, kegiatan berikutnya bisa tetap meriah, tetap asik, dan pastinya makin berkelanjutan.
Buat kamu yang penasaran sama topik wisata berkelanjutan lainnya, jangan lupa follow @atourin dan cek arti.atourin.com buat inspirasi perjalanan yang lebih berarti.