(Varajuba Suci Amalia)
Indonesia terkenal dengan letak geografisnya yang strategis, membuat keindahan alam bisa ditemui di setiap daerah di negeri ini. Namun, selain keeksotisan alam, apa sih hal lain yang bisa menarik minat wisatawan untuk menjelajahi Indonesia? Tentu saja kesenian tradisi dan budayanya yang beragam. Salah satu bentuk kesenian di Indonesia adalah tarian. Turut dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri lain yang sudah masuk ke Indonesia sejak zaman dahulu, setiap suku bangsa dan daerah di Indonesia memiliki tarian khasnya masing-masing.
Berkembangnya seni tari menghasilkan sebuah bentuk seni baru yang disebut sendratari. Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, sendratari adalah kependekan dari seni, drama, dan tari. Sebuah cerita atau seni drama yang disajikan dalam bentuk tarian dan diiringi oleh musik gamelan tanpa melibatkan dialog antar pemain. Jalan cerita yang hendak disampaikan melalui sendratari biasanya dinarasikan oleh seorang dalang.
Indonesia mempunyai pertunjukkan sendratari yang namanya sudah harum di dunia Internasional. Pertunjukkan ini secara rutin digelar di Kompleks Candi Prambanan, yaitu Sendratari Ramayana atau Ramayana Ballet. Seperti namanya, pertunjukkan ini mengusung cerita Ramayana, cerita pewayangan yang sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Pertunjukkan kolosal ini melibatkan ratusan pemain yang mengenakan kostum Jawa dengan ciri khas batik.
Sendratari Ramayana pertama kali digelar pada 26 Juli 1961 atas gagasan Gusti Pangeran Harja Djatikusumo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi, dan Pariwisata. Beliau mendapatkan ide dari pertunjukkan serupa yang dilihat di Angkor Wat, Kamboja. Mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, pertunjukkan sendratari ini kemudian diselenggarakan lagi satu bulan setelah pertunjukkan perdananya. Pertunjukkan kedua tersebut ditonton pula oleh salah satu seniman legendaris dunia, Charlie Chaplin.
Secara singkat, Ramayana mengisahkan tentang usaha Rama untuk menyelamatkan kekasihnya, Dewi Shinta, yang diculik oleh seorang raja berwujud raksasa dari Alengka bernama Rahwana. Rahwana percaya bahwa Shinta adalah reinkarnasi dari perempuan yang selama ini ia idamkan, Widawati. Oleh karena itu, Rahwana ingin meminang Shinta untuk menjadi istrinya dengan mengeluarkan segala tipu daya.
Kisah ini terukir indah dalam salah satu relief di Candi Siwa yang juga merupakan bagian dari Kompleks Candi Prambanan. Dalam pertunjukkan ini, kisah tersebut dibagi ke dalam empat babakan cerita, yaitu penculikan Shinta, kisah perjalanan Hanoman ke Alengka, kematian Rahwana-Kumbakarna, serta bertemunya kembali Rama dan Shinta. Selain berisi tentang kisah cinta dan perjuangan, cerita ini juga menyampaikan sebuah pesan yaitu kebaikan akan selalu menang melawan kejahatan.
Adegan yang paling ditunggu dari pertunjukkan ini adalah adegan Anoman Obong. Yaitu ketika Hanoman membakar Kerajaan Alengka dengan api yang pada awalnya digunakan untuk membakar dirinya. Adegan ini sangat memukau karena menggunakan kembang api dan api yang nyata sebagai propertinya, membuat suasana panggung terasa hidup dan seru.
Karena pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga dari mancanegara, terdapat selebaran berisi sinopsis cerita Ramayana yang dibagikan di pintu masuk. Sinopsis ini ditulis dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Inggris dan Indonesia. Terdapat pula layar dengan teks berbahasa Inggris yang menjelaskan adegan yang sedang diperagakan, mengingat dalang hanya membacakan narasi dalam Bahasa Jawa.
Selama musim kemarau yang berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober, pertunjukkan ini biasa digelar di teater terbuka, Kompleks Candi Prambanan bagian barat. Dengan pengaturan panggung yang indah, pemandangan latar Candi Prambanan, serta sorot lampu di malam hari, panggung pun terasa sangat megah. Sedangkan pada bulan November hingga April yang merupakan musim hujan, pertunjukkan digelar di panggung tertutup, yaitu panggung Trimurti. Panggung ini terletak di sebelah selatan panggung terbuka. Meskipun tidak bisa melihat Candi Prambanan bermandikan gemerlap cahaya, pertunjukkan yang dilaksanakan di panggung Trimurti ini menyuguhkan jalan cerita yang lebih lengkap, yaitu dimulai dari Rama yang mengikuti sayembara, hingga bertemunya Rama dan Shinta kembali.
Sendratari Ramayana biasa digelar pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Pertunjukkan ini sempat terhenti di masa pandemi, dan digelar lagi secara virtual pada 5 September 2020 melalui akun YouTube BorobudurPark. Pertunjukkan virtual perdana ini disaksikan langsung oleh 35.000 penonton. Pertunjukkan virtual ini merupakan bentuk kerjasama antara PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia Mumbai untuk memperingati hubungan bilateral Indonesia-India yang ke-71 tahun.
Sempat terhenti lagi karena penerapan PPKM Jawa-Bali 2021, Sendratari Ramayana akhirnya dapat kembali menghibur penonton di bulan Maret 2021 dengan pengurangan jadwal dan mengikuti protokol kesehatan. Pertunjukkan ini dapat disaksikan setiap hari Sabtu pukul 19.30 hingga 20.30 WIB di Trimurti Theater, Kompleks Candi Prambanan, Jalan Raya Solo – Yogyakarta Kilometer 16 Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Harga tiketnya dibedakan menjadi beberapa kelas menurut denah tempat duduk. Untuk kelas VIP seharga 450.000 rupiah, Special 300.000 rupiah, Class I 200.000 rupiah, Class II 150.000 rupiah, dan untuk pelajar domestik seharga 50.000 rupiah dengan menyertakan surat dari sekolah atau universitas.
Jika kamu sedang berada di Yogyakarta dan sekitarnya, tidak ada salahnya untuk mampir sejenak melihat pertunjukkan megah ini. Jangan lupa juga untuk mengunjungi website dan sosial media Atourin untuk mendapatkan rekomendasi tempat wisata menarik lainnya. Kamu juga bisa memanfaatkan layanan itinerary planner dari Atourin agar liburanmu lebih maksimal.