(Titus Agung Adiyatma)
Buat kamu yang suka sejarah, pastinya sudah tidak asing dengan Situs Trowulan di Mojokerto. Situs yang konon merupakan ibukota Kerajaan Majapahit pada zaman dahulu kala tersebut menyimpan begitu banyak peninggalan bersejarah yang pastinya menarik untuk ditelusuri. Nah, tidak jauh dari Trowulan, ada pula situs lain peninggalan zaman Majapahit yang dikenal dengan nama Situs Kumitir. Kalau kamu sudah puas mengeksplorasi Trowulan, bisa banget nih coba-coba mengunjungi Situs Kumitir.
Secara administratif, Situs Kumitir berada di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Untuk mencapai situs ini dari Trowulan, kamu bisa mengendarai kendaraan umum seperti taksi atau ojek online. Perjalanan menuju Kumitir kurang lebih akan memakan waktu sekitar 15 menit. Lokasi situs ini terletak di sebelah timur Trowulan, maka itu situs ini pun dipercaya sebagai batas timur ibukota Majapahit. Letaknya yang berdekatan dengan Candi Tikus juga memanjakan kamu yang berjiwa petualang dan ingin mengeksplorasi tiga tempat berbeda sekaligus dalam sekali kesempatan.
Situs ini sayangnya ditemukan tidak dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2017, batu-batuan bangunannya sudah diperjualbelikan oleh penyewa lahan yang menyewa lahan di area situs tersebut. Beruntung, sejak tahun tersebut pun kegiatan tersebut sudah dihentikan, dan bangunan-bangunan di Kumitir sudah diamankan dan diekskavasi oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur bersama pihak-pihak terkait. Berkat kegiatan ekskavasi ini, bangunan-bangunan kuno yang merupakan saksi bisu kejayaan Majapahit seakan-akan ‘bangkit dari kubur’ dan hadir untuk menceritakan kisah masa lampau yang belum tersampaikan.
Sejarah situs ini tercatat dalam kitab-kitab seperti Negarakrtagama dan Pararaton, serta sebuah kidung yang bernama Kidung Wargasari. Menurut informasi dari Wicaksono Dwi Nugroho, staf Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, di Situs Kumitir terdapat bangunan yang dibangun untuk pendarmaan seorang raja Kerajaan Tumapel (Singasari) yang bernama Mahisa Cempaka. Mahisa Cempaka merupakan kakek dari Raden Wijaya, raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit.
Berhubung kegiatan ekskavasi masih dilakukan sampai sekarang di situs ini, gerak-gerik wisatawan yang pengunjung tentu saja dibatasi. Walau demikian, jika hanya sekadar berfoto atau bertanya-tanya saja seputar situs ini pastinya diperbolehkan. Situs ini tidak memiliki jam buka dan tutup yang resmi, namun disarankan untuk datang tidak terlalu pagi atau tidak terlalu malam. Untuk berkunjung ke sini juga tidak dipungut tiket masuk atau biaya sama sekali.
Selagi ada kesempatan, cobalah ke Kumitir, walau hanya sekedar jalan-jalan. Di sini kamu bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana sejarah besar Majapahit bukan hanya sekedar cerita belaka, namun benar adanya.