Hasnah Eha Anggiyani
Apakah Sobat Atourin tahu bahwa daratan yang kita tinggali saat ini merupakan dasar samudera di zaman purba? Kemana perginya air laut yang pernah membanjiri daratan Pulau Jawa? Misteri tersebut dapat kamu ungkap dengan berkunjung ke Situs Purbakala Karangsambung di Kebumen, Jawa Tengah. Kebumen adalah kabupaten di pesisir selatan Jawa Tengah yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Untuk pergi ke Kebumen, pilihan transportasi umum yang tersedia adalah bus dan kereta api. Karangsambung merupakan Kawasan konservasi geologi seluas 22.000 hektare yang dipercaya sebagai titik atau lantai dasar terbentuknya Pulau Jawa ratusan juta tahun yang lalu. Klaim ini didukung dengan temuan fosil-fosil organisme laut kuno seperti moluska dan foraminifera, struktur batuan halus khas batuan di dasar laut dan analisis paleogeografi yang memetakan dan merekonstruksi kondisi geografis masa lampau di kawasan tersebut. Di kawasan inilah lempeng samudra dan lempeng benua bertabrakan dan memicu proses subduksi selama ratusan juta tahun yang mengangkat batuan purba tersebut ke permukaan. Batuan inilah yang selanjutnya membentuk daratan Pulau Jawa. Kawasan ini menyimpan berbagai jenis batuan yang membeku seperti basalt, gabro, dan andesit. Batuan sedimen yaitu konglomerat, gamping merah dan kalkarenit. Batuan metamorf diantaranya kuarsit, marmer dan filit. Lebih spesifik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap bahwa jenis batuan di Karangsambung mirip dengan batuan di kedalaman 40 kilometer Samudra Hindia. Dengan kekayaan batuan yang dimiliki, Karangsambung menjadi situs geologi terlengkap di Asia Tenggara dan ditetapkan sebagai kawasan geopark sejak tahun 2006.
Selain fenomena geologis yang unik, Karangsambung juga menyimpan jejak mistis dengan adanya susunan batuan unik yang disebut Watu Kelir. Watu Kelir terdiri dari sebuah batuan rijang berwarna merah yang memanjang menyerupai kelir atau panggung dalam pertunjukan wayang. Di sekitarnya juga terdapat banyak batuan berbentuk bulat dan menonjol yang terbentuk dari lava basal. Bentuk tersebut dianggap mirip dengan kenong, salah satu instrumen gamelan pengiring pertunjukan wayang. Lokasi ini dianggap sebagai tempat pementasan wayang secara gaib sebab masyarakat setempat mengaku sering mendengar riuh suara gamelan dan dialog dalam bahasa jawa seperti dalam sebuah pementasan wayang dari lokasi tersebut. Beberapa masyarakat juga mempercayai Watu Kelir adalah gerbang antara alam nyata dan gaib.
Dengan daya tarik geologis dan mistisnya, Karangsambung menjadi salah satu destinasi wisata yang Sobat Atourin wajib kunjungi ketika singgah di Kebumen. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam tebing-tebing yang menjulang tinggi dengan keunikan bentuknya, gua-gua alami seperti gua Jatijajar dan Nampurejo serta daya tarik wisata religi yaitu makam Kyai Jaga Sanggara. Selain terkenal sebagai destinasi wisata edukasi seputar geologi, Karangsambung juga dapat menjadi destinasi wisata favorit untuk kegiatan trekking. Ada usulan untuk menjadikan Geopark Karangsambung sebagai UNESCO Global Geopark. Namun tentu prosesnya tidak mudah untuk menyiapkan segala hal sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh UNESCO. Kita dukung dan doakan semoga suatu saat Karangsambung bisa ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark ya! Untuk kamu Sobat Atourin yang berjiwa petualang, tunggu apalagi? segera rencanakan petualanganmu ke Karangsambung bersama Atourin!
*Semua foto adalah courtesy dari Badan Riset dan Inovasi Nasinal (BRIN)