(Kamila Intan Nurtanti)

Time to Read: 10 menit 

Banyak orang yang menyebutkan kata “Sapta Pesona” tanpa tahu artinya dan maknanya. Sebagian destinasi telah terpampang papan yang berisikan poin-poin Sapta Pesona. Jadi apa itu Sapta Pesona? Sapta Pesona merupakan suatu kondisi yang harus dilakukan dan diwujudkan untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke suatu daerah di negara tersebut. Dalam konteks ini adalah Indonesia. Sapta Pesona dikonsepkan, diusung, dan dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata Replublik Indonesia (sekarang bernama Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif). Terdapat 7 poin Sapta Pesona yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan. Tujuan adanya Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran, tanggung jawab kepada lapisan masyarakat agar mampu bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan Sapta Pesona dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Lantas Sapta Pesona yang bagaimana dapat dilakukan oleh pejalan atau traveller? Mari kita bahas lebih lanjut penerapan 7 Sapta Pesona untuk para pejalan yang bertanggungjawab dan bijak!

Keamanan 

Ilustrasi Rambu Keamanan (unsplash.com)

Sebagai pejalan yang baik akan memikirkan bagaimana keberlanjutan dari destinasi yang telah dikunjungi. Masyarakat lokal dan pengelola destinasi telah berkomitmen untuk memberikan keamanan untuk wisatawan yang akan berkunjung. Destinasi wisata yang aman dikunjungi oleh berbagai wisatawan usia tanpa adanya ketakutan akan potensi kejahatan atau tindakan kriminal oleh orang yang tidak bertanggungjawab, tentu menjadi impian semua wisatawan atau pejalan. 

Tertib 

Ilustrasi Tertib Mengantri (unsplash.com)

Pengelola destinasi memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang akan berkunjung ke daerahnya dengan meminimalisir gangguan-gangguan yang mungkin terjadi di masyarakat. Gangguan-gangguan yang dimaksud adalah seperti pemaksaan pedagang asongan, ucapan yang kurang baik, dan sebagainya. Aspek tertib dapat diterapkan dalam berbagai hal mulai dari antrian pembelian tiket, membuang sampah di tempatnya, antri dalam foto di titik wisata tertentu dan lainnya.

Bersih 

Ilustrasi Menjaga Kebersihan (unsplash.com)

Menjaga kebersihan lingkungan destinasi merupakan tugas kita sebagai wisatawan dan juga masyarakat lokal. Bersih berarti kondisi lingkungan yang menampilkan suasana yang tidak kotor, bebas sampah dan limbah, penyakit serta pencemaran. Hal ini diberlakukan agar wisatawan dapat merasa betah, nyaman dan sehat. Pejalan harus bertanggung jawab dalam sampah yang dihasilkan. Jika satu pejalan membuang sampah sembarangan dapat berakibat buruk untuk destinasi Sehingga destinasi tersebut berpotensi dilanda bencana serta pembangunan keberlanjutan dari destinasi tidak dapat dijalankan dengan baik.

Sejuk 

Ilustrasi Hawa Sejuk (unsplash.com)

Pengelola destinasi serta masyarakat lokal dalam destinasi wisata alam pasti telah melakukan penghijauan pada sekitar daerah destinasi. Hal ini dilakukan agar wisatawan dapat merasa suasana yang sejuk, nyaman, dan tenteram. Kita bisa menjadi pejalan yang baik tidak menyebabkan tumbuhan sekitar destinasi mati, menginjak rumput, mencabuti tanaman, merusak dedaunan, dan sebagainya. Menjadi pejalan yang bertanggung jawab perlu memikirkan keberadaan wisatawan yang lain pula. Hal ini bukan hanya tugas bagi pengelola destinasi saja tetapi wisatawan juga.

Indah 

Ilustrasi Pemandangan Indah (unsplash.com)

Untuk menarik wisatawan, para pengelola akan memikirkan tata letak dari atraksi yang ditawarkan. Tata letak atraksi yang tepat dapat memberikan keindahan dari destinasi tersebut. Keindahan inilah yang membuat wisatawan memberi kesan menarik dan cantik untuk dinikmati. Oleh karena itu, para pejalan wajib menjaga dan memelihara lingkungan hidup agar dapat dinikmati oleh wisatawan lainnya. Kunci utama untuk keberlanjutan dari destinasi adalah para pejalan sadar akan lingkungan dan dapat menjaga keindahan, keasrian serta memelihara lingkungan.

Ramah tamah

Ilustrasi Ramah Tamah (unsplash.com)

Pada dasarnya budaya dari Bangsa Indonesia adalah sifat keramah tamahan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi suatu keunikan sendiri dari Indonesia di mata dunia. Pada saat berkunjung ke destinasi, wisatawan maupun masyarakat lokal serta pengelola destinasi haruslah memiliki sikap ramah tamah. Dikarenakan dengan keramah tamahan ini maka akan membentuk citra masyarakat Indonesia yang hangat dan terbuka akan kunjungan orang lain, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Kenangan 

Ilustrasi Kenangan (unsplash.com)

Kenangan merupakan kesan yang tidak akan dilupakan oleh seseorang pada suatu kejadian. Hal ini menjadi faktor penting apabila wisatawan berkunjung ke suatu destinasi. Pengelola destinasi akan memikirkan kenangan seperti apa yang akan diberikan untuk wisatawan. Akan tetapi, wisatawan juga dapat memberikan kenangan kepada masyarakat lokal serta pengelola destinasi dengan cara membaur dengan masyarakat, memelihara lingkungan, menghargai kearifan lokal yang ada, serta menjunjung tinggi toleransi di destinasi tersebut.

Penjelasan di atas merupakan penerapan tujuh Sapta Pesona yang dapat dilakukan oleh pejalan yang bertanggung jawab dan bijak atau oleh siapapun yang terkait dengan pariwisata. Tidak hanya menikmati destinasi saja tetapi jadilah wisatawan yang peduli akan keberlanjutan destinasi wisata di sekitar kita atau yang kita kunjungi. Kita bisa menerapkannya dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Tidak sulit untuk menjadi peduli, kita hanya perlu melatihnya secara berkala. Jangan lupa untuk selalu cek info-info menarik pada Atourin melalui media sosial dan website Atourin.