(Stefanny Lauwren)
Kulineran di Kota Pekalongan memang tidak ada habisnya. Kota yang terkenal sebagai kota batik sekaligus kota santri ini memang memiliki banyak makanan khas daerah yang jarang ditemukan di tempat lain. Apalagi bagi para warga Pekalongan yang merantau di tempat yang jauh. Tentu saja, makanan khas Pekalongan selalu dicari saat pulang kampung. Para pelancong yang datang ataupun transit di Pekalongan juga akan mencari kuliner khas kota ini. Dari makanan ringan hingga makanan berat, Pekalongan memiliki banyak variasi dari makanan asli Pekalongan sampai makanan daerah versi Pekalongan. Untuk makanan asli Pekalongan, nasi megono atau yang lebih kerap disebut sego megono pincuk adalah juara di hati warga Pekalongan. Nah, selain nasi megono yang nikmat dan merakyat, salah satu kuliner Indonesia yang memiliki adaptasi versi Pekalongan adalah soto, yaitu soto tauco.
Mungkin Sobat Atourin sudah sangat familiar dengan soto, makanan berkuah lezat yang mengenyangkan dan ekonomis. Indonesia memang memiliki banyak variasi soto yang khas masing-masing daerah seperti misalnya soto kudus, coto makassar, soto betawi, soto medan, soto padang, soto seger boyolali dan lain sebagainya. Lalu, apa yang membuat soto tauco begitu spesial dan unik? Tentu saja, perbedaannya adalah kebanyakan soto di Indonesia menggunakan kuah bening atau kuah santan, sedangkan soto tauco memiliki kuah lebih kental karena ditambahkan tauco. Nah, apa sih sebenarnya tauco ini?
Tauco adalah kondimen makanan yang berasal dari Asia Timur, yang kemudian menyebar ke Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Dalam bahasa Mandarin, tauco disebut dòujiàng, sedangkan di Korea lebih sering disebut doenjang. Tauco, atau taoco, yang digunakan dalam bahasa Indonesia sebenarnya adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauchiu. Sebenarnya, tauco sering digunakan dalam masakan lain seperti misalnya pada swikee, tahu tausi, sambal tauco, atau bahkan dalam masakan korea seperti doenjang-jjigae. Tauco adalah salah satu hasil fermentasi kedelai. Cara pembuatannya adalah dengan merebus kedelai dan menghancurkannya, kemudian dicampur dengan tepung dan difermentasikan sehingga tercipta tekstur seperti bubur. Setelah itu, pasta kedelai direndam dalam air garam dan dikeringkan selama beberapa minggu, sehingga proses fermentasi dapat berlanjut. Hasil akhirnya adalah tauco yang berwarna cokelat atau kuning kemerahan. Bila disimpan dengan benar, tauco memiliki ketahanan hingga bertahun-tahun. Kebanyakan warung soto tauco membuat tauco sendiri ataupun membelinya pada penjual khusus tauco. Kota Pekalongan dan Cianjur adalah produsen terbesar tauco di Indonesia.
Soto tauco adalah satu jenis soto berkuah tanpa santan, menggunakan isian sapi atau ayam yang dipadukan dengan sohun/bihun, disiram dengan kuah berbumbu kaldu khas masing-masing warung, dan ditambahkan bahan utamanya yaitu tauco. Setiap warung memiliki tauco andalan masing-masing sehingga menghasilkan rasa yang berbeda-beda. Rata-rata soto tauco memiliki rasa manis, sedikit asam, dan sedikit pedas. Pada soto tauco yang menggunakan ayam, penjual biasanya menawarkan pilihan soto hanya dengan daging ayam atau jeroan seperti usus, ampela, hati, jantung, maupun uritan. Sedangkan pada soto sapi, pelanggan dapat memilih menggunakan daging sapi atau jeroan seperti jantung, babat, lidah, dan hati. Biasanya, penjual menyediakan kecap, sambal, dan jeruk nipis supaya pelanggan dapat menciptakan sendiri rasa soto tauco yang paling cocok dengan lidahnya. Tak jarang, warung soto juga menyediakan nasi megono maupun gorengan tahu, tempe, usus dan kulit ayam yang digoreng, atau kerupuk untuk menambah nikmatnya pengalaman makan soto ini.
Kira-kira ada lebih dari 50 warung soto tauco di Kota Pekalongan dengan kekhasan masing-masing. Jika Sobat Atourin bertanya, kalau begitu manakah soto tauco paling enak di Pekalongan? Kebanyakan orang pasti akan memberikan jawaban yang berbeda, tergantung daerah tempat tinggal dan cita rasa yang paling nyaman di lidah. Tentunya, ada beberapa warung yang lebih terkenal dibandingkan yang lain, bahkan ada yang sampai dikunjungi artis-artis populer. Cara menentukan soto mana yang paling cocok untuk Sobat Atourin tentunya dengan menjajal sendiri nikmatnya setiap soto tauco di Pekalongan. Kecocokan ini juga bergantung pada apakah Sobat Atourin lebih suka soto dengan daging ayam yang gurih dan lembut ataukah daging dan jerohan sapi yang luget dan kental, karena ada beberapa warung yang hanya menjual soto ayam atau soto tapi, meskipun tak jarang ada yang menjual keduanya seacara bersamaan. Bagaimana kalau Sobat Atourin sudah pernah mencoba tauco dan merasa kurang cocok? Tenang saja, kebanyakan warung soto tauco menawarkan opsi tanpa tauco, tentunya tetap dengan rasa yang nikmat.
Nikmatnya soto tauco menambahkan pengalaman asyiknya berkunjung ke Kota Pekalongan yang kaya akan budaya dan objek kuliner. Sayangnya, dalam masa pandemi ini, kita mengalami keterbatasan bepergian. Meskipun Kota Pekalongan begitu menarik untuk dikunjungi, sebagai pelaku pariwisata yang bijak, kita berusaha mengurangi bepergian selama pandemi. Namun, jangan galau dulu Sobat Atourin. Anda masih dapat menyaksikan budaya, kuliner, dan pariwisata kota Pekalongan dengan panduan tour guide handal melalui virtual tour yang diselenggarakan Atourin. Kamu juga bisa jalan-jalan langsung di Pekalongan bersama paket wisata Expediso by Atourin.