Imanda Tori Putra
Time to Read: 6 menit
Halo sobat Atourin! Apakah kalian pernah mendengar istilah zero waste? Istilah tersebut sering digunakan sebagai gerakan tanpa menghasilkan sampah baik dalam kegiatan sehari-hari, jalan-jalan, mendaki gunung, maupun kegiatan luar ruangan lainnya dengan cara mengubah ketergantungan dan kebiasaan kita terhadap penggunaan single-use item contohnya plastik. Gerakan ini banyak dipopulerkan oleh komunitas-komunitas pecinta lingkungan di seluruh dunia dan pencinta alam di Indonesia, diantaranya salah satu gerakan yang popular adalah zero waste travelling.
Lalu, apakah zero waste travelling mungkin untuk dilakukan?
Jalan-jalan identik dengan suatu hal yang instan dan praktis sehingga jalan-jalan sering menghasilkan banyak sampah; plastik sekali pakai, stiker, tiket, kuitansi, dan produk lainnya. Konsep dari zero waste adalah mencoba untuk membawa semua yang dimiliki di tas atau di dalam koper. Konsep ini mengedepankan konsep reduce (mengurangi) hingga tidak menghasilkan sampah sama sekali. Namun, hal yang menjadi kebiasaan buruk adalah terus-menerus mengumpulkan dan menggunakan barang-barang yang mudah mencemari lingkungan dan tidak dibutuhkan.
Sebagian besar barang-barang selama bepergian hanya digunakan sekali dan kemudian dibuang. Namun, pada dasarnya sampah tersebut tidak benar-benar hilang setelah dibuang dan dikubur di tempat pembuangan sampah atau dibuang ke lautan. Sampah-sampah tersebut akan bertahan selamanya atau akhirnya selama ratusan tahun terurai menjadi mikroplastik kecil. Wisatawan sering kali secara tidak sengaja merusak tempat yang mereka datangi sehingga perlu ada gerakan menuju pariwisata tanpa sampah. Dalam hal ini, produksi sampah sangat mudah dikeluarkan tetapi dampaknya sangat fatal terhadap lingkungan sekitar. Namun, tentu saja sangat mungkin untuk meminimalisir hal tersebut bahkan tanpa menghasilkan sampah alias mencapai zero waste.
Banyak organisasi pencinta alam yang telah menerapkan zero waste saat mendaki gunung. Tentu saja hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki gunung, hal tersebutlah yang membuat zero waste dapat lebih mudah dilakukan saat jalan-jalan karena kegiatan ini lebih praktis dibandingkan dengan mendaki gunung atau semacamnya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan gaya hidup zero waste terlebih saat melakukan jalan-jalan.
Cara termudah untuk reduce adalah dengan refuse
Hal yang paling penting dan mudah dalam menerapkan konsep zero waste travelling ini adalah refuse (menolak). Salah satu bentuknya adalah menghindari penggunaan plastik sekali pakai yang tidak perlu seperti sedotan dan kantong plastik. Hal tersebut dapat dengan mudah dilakukan saat persiapan di rumah sebelum melakukan perjalanan. Gunakan kotak makan dan botol minum reusable (bisa dipakai kembali) sebagai pengganti kantong plastik. Hindari membeli makanan dalam kemasan, jika tetap ingin membeli makanan dalam kemasan, pisahkan plastik kemasan dan masukan makanan ke dalam kotak makan atau toples dan buang plastik kemasannya ke tempat sampah. Barang esensial atau disebut reusable kit lainnya yang dapat menjadi pengganti diantaranya:
- reusable coffee cup, gunakan cangkir atau toples yang dapat digunakan kembali untuk membeli minuman yang dapat dibawa pulang seperti kopi atau jus.
- utensils, sendok garpu dan sapu tangan reusable sangat berguna dan fleksibel untuk digunakan dan dapat dengan efektif meminimalisir penggunaan plastik.
- sikat gigi bambu, alih-alih menggunakan sikat gigi plastik, beralihlah ke sikat gigi bambu yang dapat dikomposkan. Sikat gigi berbahan bambu termasuk kedalam barang yang ramah lingkungan karena mudah terurai apabila dibuang.
- Sabun dan sampo batangan, jangan membeli sabun cair dan sampo dalam botol plastik bawalah dalam bentuk batangan dan simpan dalam kotak khusus. Sabun batangan lebih mudah dibawa bepergian dan bertahan lebih lama dibandingkan dengan sabun cair dan yang terpenting lebih ramah lingkungan.
- Tas kain atau jala dan tas belanja, dengan membawa tas kain dapat sangat membantu untuk membawa buah, sayuran dan makanan ringan, serta membawa dan menyortir barang serta mudah digunakan kembali. Sehingga, pastikan tas belanja bekas disimpan untuk dipakai sewaktu-waktu karena barang ini mudah dibawa dan reusable.
Dengan mempersiapkan barang-barang reusable dan membawa makanan dan minuman dari rumah dapat mengurangi produksi sampah saat berada di luar dan mengurangi potensi buang sampah sembarangan. Hal tersebut cukup dengan menolak semua pemborosan dari barang-barang yang tidak perlu dan hanya sekali pakai lalu menggantinya dengan barang yang ramah lingkungan untuk mencapai zero waste.
Menerapkan paperless sebelum bepergian
Tiket kertas, brosur, voucher dan barang-barang yang berbahan kertas lainnya cenderung hanya digunakan sekali kemudian dibuang. Cobalah untuk meminimalisir hal tersebut misalnya dengan mengunduh tiket pesawat atau menggunakan tiket secara online tanpa perlu mencetaknya. Simpan segala informasi tentang destinasi, petunjuk arah, dan peta yang akan dikunjungi dalam handphone sehingga tidak perlu menggunakan kertas seperti brosur rencana perjalanan. Selain dapat memudahkan dalam perjalanan, cara ini juga efektif dalam menekan penggunaan kertas yang berlebihan dan sekali pakai.
Jalan-jalan adalah tentang mencari pengalaman
Meskipun banyak hal yang dipersiapkan sebelum bepergian, pada dasarnya jalan-jalan dapat dilakukan dengan mudah dengan barang-barang yang sedikit dan tidak merepotkan. Konsep pentingnya adalah tidak menghasilkan sampah seperti saat bepergian makanlah di warung makan, dengan cara ini dapat menghindari plastik sekali pakai atau styrofoam dan memiliki waktu untuk menikmati pengalaman selama perjalanan. Selain itu, kelola uang untuk pengalaman selama perjalanan seperti membeli oleh-oleh dari toko kerajinan lokal, dengan cara ini juga dapat membantu memajukan ekonomi masyarakat lokal untuk mengelola daerah wisatanya.
Dunia ini bak sebuah buku dan petualangan adalah tulisan-tulisan yang tertuang di dalamnya. Dengan berpetualang kita akan mendapatkan pengalaman yang belum tentu kita dapatkan di rumah yang terkadang bisa membuat kita keluar dari zona nyaman, namun kita sebagai manusia juga tetap harus menjaga lingkungan sebagai tempat kita bernaung. Jadikan petualangan tidak hanya untuk mencari pengalaman saja, namun untuk menjaga dan melestarikan alam. Dengan begitu, saat berpetualang atau bepergian kita dapat memahami peran sebagai manusia di lingkungan baik secara lokal maupun global. Zero waste travelling menjadi salah satu opsi yang bisa kita lakukan sebagai manusia untuk mendukung pelestarian lingkungan dan pariwisata yang berkelanjutan dengan mengurangi produksi sampah dan menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan saat jalan-jalan dimanapun kita berada.
Atourin juga mempunyai kampanye yang mengajak kamu semua untuk menjadi pejalan bijak (responsible traveller) yang bertajuk The Travellers Powers. Silahkan cek website dan media sosial Atourin untuk detailnya ya. Mari wujudkan pariwisata Indonesia yang lebih baik dan berkelanjutan!