Salsabila Rahma Az Zahro
Time To Read : 4 Menit
Kota Wali, sebutan untuk Kabupaten Demak yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini merupakan cikal bakal Islam di Jawa yang meninggalkan banyak peninggalan berupa Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga, dan Makam Sultan Fatah berserta keluarga yang kerapkali dikunjungi para penziarah. Peninggalan ini menjadi sebuah destinasi wisata religi favorit di Kabupaten Demak.
Kabupaten Demak memiliki posisi yang strategis untuk dijadikan tempat destinasi wisata religi di Indonesia, karena posisinya berada tepat di Pulau Jawa. Para penziarah dan wisatawan banyak berkunjung ke Kabupaten Demak menggunakan bis dan travel. Sekitar 10 hingga 60 bis dalam sebulan, memenuhi terminal khusus para penziarah dan wisatawan.
Destinasi wisata yang biasanya dikunjungi pertama adalah makam Sunan Kalijaga yang berada di Daerah Kadilangu, Kecamatan Demak. Untuk masuk ke kompleks makam Sunan Kalijaga tidak dipungut biaya, namun di tempat laporan pendataan pengunjung disediakan kotak sumbangan sukarela. Sebelum Covid-19, jam operasional di kompleks makam Sunan Kalijaga beroperasi 24 jam, tetapi setelah Covid-19 hanya dibatasi dari jam 08-00 – 17.00.
Para penziarah dan wisatawan perlu berjalan menuju kompleks makam dan saat memasuki akan disuguhi oleh berbagai macam toko souvenir menarik seperti gantungan kunci bergambar Masjid Agung Demak, batik khas Demak, bedug yang berukurang kecil hingga besar juga terdapat di sini. Setelah melewati berbagai macam toko souvenir, mereka akan dipandu oleh tour guide yang telah disediakan di kompleks makam.
Puas menikmati perjalanan wisata di makam Sunan Kalijaga, para penziarah, dan wisatawan akan bergegas menuju Masjid Agung Demak dan Makam Sultan Fatah yang berada di sekitar kompleks Masjid Agung Demak yang beralokasi di daerah Kauman, Bintoro, Kecamatan Demak.
Setiap hari banyak ratusan para penziarah dan wisatawan berbondong-bondong ke tempat ini, untuk melihat secara langsung bentuk bangunan dan arsitektur dari Masjid Agung Demak. Saat bulan ramadhan, banyak para pengunjung dari berbagai daerah yang berdatangan, tidak hanya sekadar berwisata saja tetapi melakukan aktifitas ibadah dan bermalam di pelataran masjid mulai dari usai maghrib hingga subuh. Selain fungsinya sebagai tempat ibadah, para pengunjung dapat menikmati perpaduan wisata religi dan wisata sejarah.
Para penziarah dan wisatawan akan diarahi oleh tour guide khusus. Lokasi pintu masuk khusus penziarah dan wisatawan di pintu timur yang berdekatan dengan Museum Masjid Agung Demak. Museum ini bertepatan di sebelah Masjid Agung Demak yang berisikan sejarah pembangunan Masjid Agung dan Kerajaan Demak. Setelah itu, para pengunjung dapat berjalan menuju kompleks wilayah makam Sultan Fatah yang berada di belakanMenikmat g museum. Kemudian, mereka akan diarahi menuju daerah depan Masjid Agung Demak. Saat masuk ke dalam masjid, mereka akan disuguhi oleh arsitektur tradisional khas Indonesia yang memiliki berbagai makna di setiap bagian arsitekturnya. Seperti pada atap masjid yang memiliki bentuk atap berundak tiga yang memiliki makna berupa gambaran akidah Islam. Bukan hanya itu saya, masjid ini juga memiliki empat saka atau tiang utama.
Selain itu, terdapat menara masjid yang terletak di samping masjid dan masih berada di halaman kompleks masjid. Menara ini berguna sebagai pengeras suara ketika adzan berkumandang. Namun di sisi lain, menara ini memiliki keindahan tersendiri yang membuat Masjid Agung Demak semakin tampak indah. Suasana masjid yang sangat etnik dan masih terasa aroma kerajaan Demak dengan sentuhan islami yang begitu kendal. Semua keindahan ini dapat dirasakan langsung jika berkunjung ke Masjid Agung Demak.
Tempat ini sangat cocok didatangi baik bersama keluarga. Bukan hanya sebagai tempat ibadah saja, tetapi bisa dijadikan tempat untuk belajar mengenal sejarah jaman dulu di masa kerajaan.