Nursyahbani Putridira
Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung barat daya, tepatnya di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 1937, daerah ini pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Selanjutnya, Tanjung Puting ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1996 dengan luas seluruhnya 415.040 ha atau kurang lebih 6 kali luas Kota Jakarta. Taman nasional ini meliputi wilayah Kecamatan Kumai di Kotawaringin Barat dan Kecamatan Hanau serta Kecamatan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan.
Taman Nasional Tanjung Puting dikelola oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puting, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam satu dasawarsa terakhir, taman nasional ini telah menjelma menjadi destinasi andalan Indonesia yang paling diminati wisatawan mancanegara di Pulau Kalimantan. Untuk melihat seluruh area Taman Nasional Tanjung Puting, sebaiknya kunjungi pada bulan Juni-September setiap tahun. Daya pikat salah satu hutan hujan tropis tertua di dunia, ribuan jenis keanekaragaman hayati flora dan fauna, serta pesona orangutan satu–satunya kera besar di luar benua Afrika di habitat aslinya menjadi alasan utama mengunjungi tempat ini.
Taman Nasional Tanjung Puting berada di ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut memiliki beberapa jenis ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, hutan tanah kering (hutan kerangas), hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau atau mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder. Taman nasional ini juga rumah bagi spesies yang dilindungi endemik orangutan Kalimantan, bekantan, owa Kkalimantan, monyet merah, beruang madu, rusa sambar, kijang muncak, pelanduk kancil, babi janggut, dan kucing liar. Bahkan, beberapa jenis mamalia air seperti dugong dan lumba-lumba dilaporkan pernah terlihat di perairan sekitar kawasan ini. Beberapa jenis reptil juga dapat ditemukan di kawasan ini, termasuk di antaranya buaya sinyulong, buaya muara, dan labi-labi. Selain itu, tercatat lebih dari 200 jenis burung yang hidup di kawasan ini. Salah satu jenis burung yang ada di kawasan ini, yaitu sandang lawe termasuk dalam 20 jenis burung terlangka di dunia. Tanjung Puting juga merupakan salah satu tempat untuk semua jenis koloni jenis burung “great alba” seperti Egretta alba, Anhinga melanogaster, dan Ardea purpurea.
Taman Nasional Tanjung Puting merupakan rumah alami serta pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia dengan populasi terbesar Orangutan Kalimantan (Ppongo pygmaeus) yang dilindungi dan sangat dijaga kelestariannya. Orangutan, kera besar yang hanya dapat ditemukan hidup liar di Pulau Kalimantan dan Sumatra menyandang berbagai predikat yang layak untuk tidak diperdebatkan keunikannya. Secara ilmiah, satwa yang berbagi kesamaan DNA setara hampir 97 % dengan manusia ini juga merupakan produk evolusi tertua di golongan kera besar dengan perkiraan usia 8 – 12 juta tahun. Si kera merah, salah satu julukannya, juga merupakan makhluk terbesar di dunia yang hidup di pepohonan (arboreal).
Taman Nasional Tanjung Puting yang meraih penghargaan Medali Perak pada gelaran Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA) 2018 adalah destinasi wajib untuk dikunjungi saat kamu merencanakan liburan ke Kotawaringin Barat. Semua pesona eksotis Pulau Kalimantan dapat kamu rasakan di kawasan ini dan kecintaan kita terhadap kekayaan nusantara akan semakin mendalam. Keindahan alam Indonesia memang sungguh sangat luar biasa, oleh karena itu kita patut berbangga diri akan hal tersebut. Namun bangga saja tidak cukup, kita harus ikut menjaga dan melestarikan kekayaan alam yang ada. Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu kawasan wisata alam di Indonesia yang sangat menakjubkan, kunjungi dan saksikanlah pesona alam yang taman nasional ini berikan bersama Atourin. Yuk, segera cek marketplace Atourin untuk mendapatkan paket wisata yang kamu dambakan!