Memasuki bulan suci Ramadhan, umat muslim melaksanakan ibadah puasa dengan penuh suka cita. Setelah berpuasa selama 29 hingga 30 hari, lebaran menjadi momen puncak yang dinantikan. Lebaran menandai hari dimana bulan Ramadhan sudah usai. Lebaran tidak hanya dirayakan dengan ibadah shalat Idul Fitri tetapi juga dengan bersilaturahmi atau berkunjung ke saudara, kerabat maupun rekan. Menyantap hidangan spesial juga menjadi bagian penting dari kegiatan ini. Setiap daerah di Indonesia memiliki hidangan spesial yang menjadi ciri khas Lebaran mereka. Di antara berbagai hidangan tersebut, terdapat timphan dari Aceh, kue maksuba dari Palembang, rendang dari Padang, dan lemang dari Jambi, masing-masing menggambarkan kekayaan kuliner Indonesia yang beragam.
Timphan dari Aceh
Timphan merupakan hidangan kue khas Lebaran dari Aceh, terbuat dari tepung beras yang dibungkus daun pisang. Cita rasa kue ini semakin nikmat dengan kombinasi santan kelapa dan pisang. Timphan juga dapat disajikan dengan isian seperti selai srikaya dan kelapa manis. Satu hari sebelum lebaran tiba, masyarakat memasak kue ini bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Momen ini turut menjadi saran untuk memperkuat hubungan antar anggota keluarga, menambah kehangatan momen lebaran. Kue ini telah melekat pada budaya lebaran masyarakat Aceh.
Kue Maksuba dari Palembang
Kue Maksuba adalah salah satu kue khas Lebaran dari Palembang yang memiliki cita rasa manis dan legit. Kue ini terbuat dari campuran tepung ketan, kelapa parut, dan gula merah, kemudian dibentuk bulat dan dikukus hingga matang. Selain rasanya yang lezat, Kue Maksuba juga memiliki nilai filosofis yang mendalam dalam budaya Palembang, di mana kue ini seringkali dijadikan sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan dalam merayakan Lebaran.
Rendang dari Padang
Rendang adalah hidangan khas dari Padang yang telah mendunia dan menjadi favorit banyak orang. Rendang menyandang gelar makanan terenak di dunia berdasarkan voting oleh 35.000 orang oleh CNN di tahun 2017. Daging sapi yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah khas Minangkabau ini memiliki cita rasa yang kaya, gurih, dan pedas yang memukau lidah. Rendang biasanya disajikan sebagai lauk utama dalam hidangan Lebaran, disertai dengan nasi putih atau ketupat. Rendang punya makna filosofi yang mendalam yaitu sebagai simbol musyawarah dan mufakat. Olahan daging ini memiliki empat unsur bahan utama berupa daging sebagai simbol pemuka adat, karambia (kelapa) sebagai simbol kaum pemikir, lado sebagai simbol alim ulama, serta bumbu yang menjadi simbol pemersatu keempat unsur tersebut. Oleh sebab itu, rendang cocok merepresentasikan suka cita lebaran dimana orang-orang biasa berkumpul atau bersatu untuk silaturahmi.
Lemang dari Jambi
Lemang adalah hidangan khas Lebaran dari Jambi yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam batang bambu yang dibakar. Tidak sembarang bambu dapat digunakan untuk membuat lemang. Penggunaan bambu dengan ujung agak tebal dapat membuat waktu memasak lebih singkat. Selama proses pembakaran, lemang perlu terus diubah posisinya agar dapat matang merata. Lemang biasanya disajikan dengan hidangan pelengkap seperti rendang, ayam goreng, atau gulai, menjadi hidangan yang sangat dinantikan saat Lebaran tiba di Jambi.
Dari Aceh hingga Jambi, ragam sajian khas Lebaran di Indonesia mewakili kekayaan budaya kuliner yang unik. Setiap sajian punya kisah dan makna filosofi tersendiri, merepresentasikan warisan budaya serta tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Pada momen penuh berkah dan kebahagiaan, sajian-sajian khas Lebaran ini tidak hanya menuntaskan rasa lapar, tetapi juga mempererat hubungan dan memantik semangat persaudaraan. Tertarik untuk mencicipi sajian-sajian khas lebaran langsung dari asal daerahnya? Kunjungi website Atourin untuk persiapkan rencana perjalananmu!