Pernah kebayang nggak kalau salah satu perusahaan teknologi pariwisata lokal ternyata ikut menyumbang gagasan dalam sebuah buku strategis nasional? Yap! Atourin menjadi salah satu kontributor dalam buku “Archipelago Indonesia Emas 2045: Penataan Pariwisata Indonesia yang Berdaulat, Berkualitas, dan Berkelanjutan”, sebuah buku yang berisi 16 naskah dari para pakar, akademisi, dan praktisi industri.
Salah satu naskah di buku tersebut ditulis oleh Reza Permadi, Chief Operation Officer Atourin, yang mengangkat topik “Potensi, Tantangan dan Peluang untuk Mendukung Blue, Green, Circular Economy di Sektor Pariwisata.” Topik yang mungkin terdengar berat, tapi sebenarnya sangat relevan dengan masa depan pariwisata Indonesia.
Kenapa Topik Ini Penting?
Kalau kita jujur, pertumbuhan pariwisata Indonesia selama ini datang dengan konsekuensi besar, mulai dari kerusakan terumbu karang, polusi laut, sampah yang menumpuk, bahkan kebutuhan energi dan air yang makin tinggi. Wisatawan menghasilkan limbah dua kali lebih banyak dibanding penduduk lokal, ini bukan angka yang kecil.
Di titik inilah konsep Blue, Green, Circular Economy (BGCE) menjadi penting.
Bukan tren, bukan jargon, tapi kerangka nyata untuk memastikan pariwisata bisa terus tumbuh tanpa merusak masa depan lingkungan.
Apa yang Dibahas Atourin di Dalam Naskahnya?
Reza menyoroti bagaimana Indonesia sebenarnya punya modal besar untuk menerapkan BGCE:
1. Potensi dari Kearifan Lokal
Sebelum istilah ekonomi biru, hijau, dan sirkular populer, Indonesia sudah punya praktik seperti:
-
Sasi Laut di Maluku & Papua
-
Subak di Bali
-
Prinsip konservasi adat Dayak dan Baduy
Nilainya sama, yaitu mengambil secukupnya, menjaga keberlanjutan.
2. Tantangan Nyata yang Menghambat
-
Polusi laut dan sampah plastik (Indonesia termasuk penyumbang terbesar di dunia)
-
Kebijakan yang belum sinkron antar sektor
-
Investasi hijau yang masih terbatas
-
Peran masyarakat lokal yang belum optimal
3. Peluang yang Besar untuk 20 Tahun ke Depan
Dengan pendekatan BGCE, Indonesia bisa:
-
Meningkatkan daya saing destinasi
-
Mendorong pariwisata regeneratif (bukan cuma “minim dampak”, tapi “memperbaiki”)
-
Berkontribusi langsung pada SDG 12 dan SDG 14
-
Memperkuat posisi Indonesia menjelang Visi 2045
Intinya, pariwisata Indonesia bisa tumbuh lebih bersih, lebih inklusif, dan lebih tangguh.
Mau Baca Naskah Lengkapnya?
Kamu bisa membaca versi lengkapnya di buku resmi yang diterbitkan Kemenparekraf melalui tautan berikut (halaman 34): Archipelago Indonesia Emas 2045 – Penataan Pariwisata Indonesia yang Berdaulat, Berkualitas, dan Berkelanjutan
Biar makin terhubung dengan insight dan cerita pariwisata Indonesia, yuk follow Instagram @atourin dan jelajahi lebih banyak rekomendasi wisata di atourin.com
Tahukah Kamu? Atourin Ikut Menulis Masa Depan Pariwisata Indonesia di Buku “Archipelago Indonesia Emas 2045”