Magelang, 8 Agustus 2025 – Atourin bersama Desa Wisata Institute kembali menghadirkan Kenduri Pariwisata Inti Rakyat (PIR) Volume 3 dengan mengangkat tema “Mampukah Koperasi Menjadi Mesin Penggerak Desa Wisata Berkelanjutan?”. Kegiatan ini berlangsung di Desa Wisata Candirejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah dan menjadi ruang kolaboratif bagi para pelaku pariwisata, koperasi, akademisi, serta masyarakat untuk mendiskusikan peran koperasi dalam mendukung keberlanjutan desa wisata.

Selama beberapa dekade terakhir, desa wisata terbukti menjadi sarana strategis dalam pelestarian budaya, pemanfaatan potensi lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat. Namun, tantangan dalam hal penguatan kelembagaan ekonomi masih menjadi pekerjaan rumah. Di sinilah koperasi hadir sebagai model ekonomi rakyat berbasis gotong royong yang potensial untuk mendorong kemandirian dan keberlanjutan desa wisata.

“Koperasi sejalan dengan semangat pariwisata berbasis masyarakat, namun perannya di ekosistem desa wisata masih sering terpinggirkan. Melalui Kenduri PIR 3, kami ingin membuka ruang diskusi agar koperasi benar-benar bisa menjadi motor penggerak ekonomi desa wisata,” ujar Wahyu Dwi Jaya, perwakilan Atourin sekaligus moderator acara.

Diskusi Panel dan Sharing Praktik Baik Kegiatan ini dikemas dalam bentuk talk show interaktif dengan menghadirkan narasumber dari berbagai daerah, di antaranya:

Mbak Rifa, Koperasi Wisata Candirejo, Kabupaten Magelang
Pak Tomi, Koperasi Merah Putih Tamanmartani, Kabupaten Sleman
Mas Ilul, Pengelola Desa Wisata Kakilangit, Kabupaten Bantul

Para narasumber berbagi pengalaman mengenai bagaimana koperasi dapat berperan sebagai pengelola usaha wisata, penyedia layanan pendukung, hingga wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat. Diskusi ini diharapkan mampu memetakan tantangan dan peluang sekaligus merumuskan rekomendasi strategis untuk penguatan peran koperasi dalam pembangunan desa wisata.

 

Seni, Budaya, dan Refleksi Bersama

Selain diskusi, Kenduri PIR 3 juga diramaikan dengan penampilan seni budaya lokal, mulai dari Pentas Seni Brangkal–Sangen, kesenian SMP Candirejo, hingga pertunjukan dari Sanggar Omah Guyub. Kehadiran seni pertunjukan ini menjadi simbol bahwa pembangunan desa wisata tak hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang pelestarianidentitas budaya lokal.

Hasil yang Diharapkan

Melalui forum ini, diharapkan lahir pemahaman bersama mengenai pentingnya koperasi sebagai instrumen utama penguatan ekonomi desa wisata. Selain itu, kegiatan ini menargetkan terbentuknya jejaring kolaboratif lintas sektor serta rekomendasi strategis yang dapat dijadikan pijakan dalam penyusunan kebijakan maupun program pendukung pengembangan desa wisata berkelanjutan.

“Kami percaya, koperasi bukan hanya pelengkap, melainkan aktor utama yang bisa menjadikan desa wisata lebih tangguh secara ekonomi, mandiri secara kelembagaan, dan berdaya secara sosial,” tambah Wahyu.

Tentang Kenduri Pariwisata Inti Rakyat (PIR)

Kenduri PIR adalah forum refleksi, diskusi, dan kolaborasi yang digagas Atourin bersama Desa Wisata Institute. Forum ini menjadi wadah bertemunya para pemangku kepentingan pariwisata untuk membahas isu-isu strategis terkait keberlanjutan desa wisata, sekaligus ruang berbagi praktik baik dari berbagai daerah di Indonesia.