Sobat Atourin, siapa yang kemarin ikut meramaikan Jogjakarta International Kite Festival (JIKF) di Pantai Parangkusumo? Acara yang berlangsung selama dua hari ini memang selalu jadi magnet wisata setiap tahunnya. Ribuan layang-layang warna-warni menghiasi langit, musik dan hiburan meramaikan acara, sampai berbagai tenant kuliner turut memanjakan lidah pengunjung.
Tapi, di balik semua keseruan itu, pernah kepikiran nggak sih, seberapa besar jejak karbon yang dihasilkan dari acara semeriah ini? Mulai dari kendaraan pengunjung, listrik di penginapan, sampai sampah yang ditinggalkan, semuanya ternyata punya dampak yang besar buat bumi kita.
Kenapa Sih Kita Perlu Bahas Jejak Karbon?
Jejak Karbon itu sederhananya adalah jumlah gas rumah kaca (terutama CO2) yang dilepaskan akibat aktivitas manusia. Semakin besar jejak karbon, semakin tinggi kontribusi kita terhadap perubahan iklim. Nah, untuk sebuah festival besar seperti JIKF yang dihadiri sekitar 35.000 orang, sudah pasti ada dampak yang cukup signifikan.
Dari Transportasi Hingga Sampah Jadi Sumber Jejak Karbon JIKF
Kalau kita lihat berdasarkan data estimasi dari panitia, selama dua hari pelaksanaan JIKF, tercatat sekitar 22.865 kendaraan yang digunakan pengunjung dan peserta, terdiri dari 16.700 motor, 5.750 mobil, dan 415 bus. Rata-rata jarak tempuhnya sekitar 27,5 km. Dari transportasi aja, total emisi yang dihasilkan mencapai 71.537,13 kg CO2e.
Belum lagi penggunaan Listrik di 305 akomodasi (hotel bintang 3 sampai homestay) yang totalnya mencapai 9.547,3 kWh, menyumbang sekitar 8.659,40 kg CO2e. Dan jangan lupa, sampah yang terkumpul selama festival juga cukup banyak, yaitu 15.000 kg yang terdiri dari plastik makanan dan minuman, kemasan produk sponsor, bahan dekorasi panggung, sampai kertas dan leaflet. Estimasi emisinya? Sekitar 12.000 kg CO2e.
Kalau semua itu dijumlahkan, total jejak karbon JIKF tahun ini mencapai 92.197 kg CO2e atau sekitar 92,2 ton CO2e. Angka itu setara dengan perjalanan pulang-pergi Jakarta–Bali sekitar 1.000 kali menggunakan mobil bensin.
Lalu, Kita Harus Gimana? Bisa Diimbangi Kok!
Kabar baiknya, jejak karbon ini bukan berarti nggak bisa diimbangi. Menurut perhitungan, dibutuhkan sekitar 4.560 pohon untuk menyerap total emisi JIKF. Artinya, kalau setelah acara ada langkah konkret seperti penanaman pohon atau program penghijauan lainnya, dampak festival bisa lebih netral terhadap lingkungan. Apalagi, beberapa penyelenggara kini juga mulai menyediakan program carbon offsetting yang bisa kita dukung.
Bukan berarti sobat Atourin nggak boleh datang ke festival kayak gini, ya! Justru kita bisa ikut berperan dengan cara sederhana, seperti:
- Membawa botol minum sendiri supaya nggak beli air kemasan.
- Menggunakan transportasi bersama atau kendaraan ramah lingkungan.
- Membuang sampah di tempatnya dan pilah sesuai jenisnya.
- Mengurangi penggunaan barang sekali pakai selama acara.
Hal-hal kecil seperti ini kalau dilakukan bersama-sama, dampaknya bisa besar untuk lingkungan, lho!
Yuk, Jadi Penonton yang Peduli!
Jogjakarta International Kite Festival (JIKF) itu keren banget sebagai ajang budaya dan wisata. Tapi lebih keren lagi kalau setiap orang yang hadir juga paham bahwa hiburan bisa tetap ramah lingkungan. Bayangin deh, kalau setiap festival besar di Indonesia punya komitmen offset karbon, berapa banyak manfaatnya buat bumi kita?
Jadi, buat sobat Atourin yang tahun ini ikut JIKF atau punya rencana datang di tahun berikutnya, yuk mulai dari sekarang kita pikirin dampak setiap perjalanan kita. Seru-seruan boleh banget kok, tapi jangan lupa tanggung jawabnya juga, ya!
Penasaran sama event-event seru lainnya yang juga peduli lingkungan? Follow Instagram @atourin dan cek moment.atourin.com, platform penghargaan buat kamu yang udah menerapkan aktivitas ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik. Yuk, kita mulai dari langkah kecil dulu!
Di Balik Meriahnya JIKF, Ada Jejak Karbon yang Perlu Kita Sadari