Kalau dipikir-pikir, kita ini sering banget merasa air bersih itu nggak akan habis. Tinggal buka kran, air langsung mengalir. Tapi, pernah nggak sih kamu kepikiran kalau di seluruh Bumi ini, air yang bisa kita minum itu cuma 3% dari total air yang ada? Itu pun, sebagian besar terperangkap di es dan gletser. Jadi, air tawar yang benar-benar siap kita konsumsi cuma sekitar 1%. Sisanya ada di laut, dan jelas nggak bisa kita minum begitu saja.
Fakta ini bikin kita harus mulai waspada. Apalagi, di beberapa daerah di dunia, termasuk Indonesia sudah mulai terasa dampak krisis air bersih. Bukan cuma soal kekeringan, tapi juga kualitas air yang menurun, pencemaran, dan distribusi yang nggak merata.
Kenapa Air Bersih Semakin Langka?
Ada beberapa alasan kenapa ketersediaan air bersih di dunia makin terancam. Pertama, pertumbuhan penduduk yang makin tinggi bikin kebutuhan air terus meningkat. Nggak cuma buat minum, tapi juga buat pertanian, industri, dan aktivitas sehari-hari. Semakin banyak orang, semakin besar juga permintaan air.
Kedua, perubahan iklim. Cuaca yang makin nggak menentu bikin pola hujan berubah. Ada wilayah yang curah hujannya berlebihan sampai banjir, tapi ada juga yang malah kekeringan panjang. Hal ini tentunya bisa mengganggu ketersediaan air tanah dan permukaan.
Ketiga, pencemaran air. Limbah industri, pertanian, dan rumah tangga sering kali dibuang ke sungai atau danau tanpa diolah dengan benar. Akibatnya, sumber air yang tadinya bersih jadi tercemar dan nggak layak minum.
Keempat, pengelolaan air yang kurang bijak. Banyak daerah masih kesulitan mengelola sumber air secara efisien. Kebocoran pipa, pemborosan, sampai deforestasi yang merusak daerah resapan air, semuanya berkontribusi memperparah masalah.
Kondisi Air Bersih di Indonesia
Meski kita tinggal di negara tropis yang terkenal kaya air, kenyataannya nggak semua orang di Indonesia bisa dengan mudah mengakses air bersih. Data menunjukkan bahwa masih ada jutaan penduduk yang harus berjalan jauh atau mengambil air dari sumber yang kurang higienis.
Di beberapa wilayah, air tanah sudah mulai menurun kualitasnya karena tercemar limbah rumah tangga atau industri. Bahkan di kota-kota besar, pengambilan air tanah yang terlalu banyak bisa membuat permukaan tanah turun dan air laut masuk ke sumber air, sehingga air sumur jadi terasa asin.
Dampak Krisis Air Bersih
Kalau krisis air bersih dibiarkan, dampaknya bakal serius. Nggak cuma bikin aktivitas sehari-hari terganggu, tapi juga bisa memicu masalah kesehatan, ekonomi, dan bahkan konflik sosial.
- Kesehatan: Air yang tercemar bisa menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, dan hepatitis A.
- Ekonomi: Industri dan pertanian yang terganggu, pasokan airnya bisa mengalami kerugian besar.
- Sosial: Persaingan untuk mendapatkan air bisa memicu konflik antarwarga atau antarwilayah.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kabar baiknya, kita semua bisa ikut ambil bagian untuk menjaga ketersediaan air bersih. Nggak harus langkah besar, bahkan kebiasaan kecil pun bisa punya dampak kalau dilakukan bersama-sama.
- Menghemat Penggunaan Air
Matikan keran saat gosok gigi atau cuci piring, gunakan air secukupnya saat mandi, dan manfaatkan air hujan untuk keperluan non-minum seperti menyiram tanaman. - Membuang Sampah Pada Tempatnya
Jangan buang sampah atau limbah ke sungai dan selokan. Ingat, yang kita buang ke sana bisa kembali ke kita dalam bentuk air yang tercemar. - Menanam Pohon
Pohon membantu menyerap air hujan dan mengisi ulang air tanah. Semakin banyak pohon, semakin terjaga cadangan air kita. - Mendukung Program Pengelolaan Air
Ikut serta atau mendukung inisiatif yang fokus pada konservasi air, seperti program Atourin Regenerative Tourism Initiative (ARTI) yang berkomitmen mewujudkan pariwisata Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan. - Mengedukasi Orang Sekitar
Banyak orang belum tahu betapa sedikitnya air minum yang tersedia di bumi. Mulai dari keluarga, teman, atau komunitas, ajak mereka untuk lebih peduli.
Peran Pariwisata Berkelanjutan dalam Menjaga Air
Kamu mungkin bertanya, “Apa hubungannya pariwisata dengan air bersih?” Jawabannya sangat besar! Industri pariwisata yang tidak dikelola dengan baik bisa menghabiskan banyak air, misalnya untuk hotel, restoran, atau fasilitas wisata.
Melalui ARTI (Atourin Regenerative Tourism Initiative), Atourin mengajak pelaku dan penikmat wisata untuk menjaga sumber daya alam, termasuk air bersih. Konsep pariwisata regeneratif ini nggak hanya meminimalkan dampak negatif, tapi juga memberikan manfaat balik bagi lingkungan dan masyarakat lokal.
Contohnya, memilih penginapan yang hemat air, mendukung destinasi yang punya program konservasi, atau ikut kegiatan tanam pohon saat traveling. Hal-hal ini mungkin terdengar kecil, tapi kalau dilakukan banyak orang, efeknya bisa besar.
Saatnya Traveling berARTI
Air bersih adalah hak semua orang, tapi juga tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya. Nggak peduli kamu tinggal di kota besar atau desa kecil, setiap tetes yang kita hemat hari ini berarti banyak untuk masa depan.
Jadi, yuk mulai #TravelingberARTI bareng Atourin! Kenali lebih banyak tentang pariwisata berkelanjutan dan gerakan ARTI lewat moment.atourin.com.
Follow juga Instagram @atourin dan @travelingber.arti buat dapetin inspirasi dan tips seru seputar wisata yang bertanggung jawab dan tentunya ramah lingkungan.