(Imanda Tori Putra)
Hamparan gugusan Bukit Barisan di wilayah barat Provinsi Jambi dikenal dengan jajaran pegunungannya yang masih asri dan mempesona. Selain Gunung Kerinci yang terkenal dengan gunung tertinggi kedua di Indonesia dan gunung aktif tertinggi di Indonesia, Jambi juga memiliki destinasi surga tersembunyi yaitu Gunung Masurai. Gunung ini merupakan gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kabupaten Merangin. Gunung ini berada pada perbatasan antara 3 kecamatan yaitu, Kecamatan Jangkat, Kecamatan Lembah Masurai dan Kecamatan Sungai Tenang. Gunung Masurai memiliki ketinggian 2.935 meter di atas permukaan laut (mdpl) menyajikan hamparan alam yang masih asri serta terjaga kelestariannya. Berbagai panorama menawan bisa ditemukan dengan mudahnya saat berada di daerah ini.
Seolah tak mau kalah dengan Gunung Kerinci, Gunung Masurai cocok untuk kegiatan pendakian, gunung ini menawarkan keindahan alam serta beberapa danau eksotis nan indah di dalamnya. Gunung ini merupakan gunung berapi tak aktif dan terakhir meletus 33.000 tahun yang lalu. Gunung ini sering disebut dengan the sleeping mountain dan memiliki kaldera besar. Kini Gunung Masurai semakin diburu para komunitas pecinta alam maupun pendaki namun masih tetap asri karena belum banyak yang melakukan pendakian di gunung ini. Jalur yang belum banyak dikenal pendaki atau wisatan membuat kelestarian alam dan lingkungan hidup terjaga di sana. Di lain sisi, juga menjadi tantangan tersendiri untuk para pemacu adrenalin karena jalur Gunung Masurai menjadi sulit.
Titik awal pendakian yang biasanya digunakan para pendaki berada di Desa Sungai Lalang, Kecamatan Lembah Masurai. Dari Jambi para pengunjung harus menempuh sekitar 6 jam menuju Kota Bangko sebelum melanjutkan ke Desa Sungai Lalang. Untuk menuju ke Desa Lalang, para pengunjung harus menempuh jarak sekitar 100 kilometer dari kota tersebut. Perjalanan tersebut bisa ditempuh dengan memakan waktu sekitar 3 jam menggunakan transportasi seperti mobil. Di Desa Sungai Lalang, terdapat satu basecamp yang sering digunakan untuk berkumpul para pendaki dari berbagai daerah. Di basecamp ini para pendaki bisa istirahat dan mempersiapkan perbekalan seperti logistik konsumsi sebelum melakukan pendakian.
Trekking menuju puncak gunung ini sangat nyaman dan gunung ini memiliki bentang alam yang bervariasi dari hutan, danau, kaldera hingga tebing. Hutan di Gunung Masurai ditumbuhi lumut yang lebat, dan tanahnya bergambut kering cenderung berdebu sehingga gunung ini tidak lembab dan tidak menjadi habitat lintah gunung atau pacet. Sepanjang jalan menuju puncak Gunung Masurai, para pendaki akan disuguhi kesegaran khas hutan tropis yang sejuk. Pemandangan pepohonan di gunung ini juga nampak eksotis karena berbalut lumut-lumut yang tebal. Jarak antar pepohonan juga tidak terlalu rapat sehingga sinar matahari bisa menerobos masuk membentuk gradasi cahaya yang indah.
Gunung yang masih kurang terjamah oleh aktivitas manusia ini menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alamnya dengan terus menjaga kelestariannya. Melakukan pendakian ke sana juga menjadi tantangan tersendiri karena gunung ini termasuk ke dalam wisata minat khusus pendakian gunung namun, kamu akan disuguhi oleh hamparan bentang alam serta keindahan lingkungan hidup di dalamnya. Jadi apakah kamu tertarik untuk menjelajahi Gunung Masurai, Sobat Atourin? Segera temukan destinasi wisata favoritmu dengan mengunjungi media sosial maupun website Atourin!