Time to Read: 3 minutes
(Azzahra Siti Nabila)
Jika kalian menyukai petualangan serta menyaksikan upacara tradisional di Indonesia, datanglah ke Suku Wae Rebo yang berlokasi di dataran tinggi Flores, Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Lokasi Wae Rebo yang berada di ketinggian 1.200 mdpl (meter di atas permukaan laut). Menjadikan Wae Rebo mendapat julukan desa di atas awan dengan udara yang sejuk serta pemandangan yang indah. Bentuk rumah di Wae Rebo tidak seperti rumah pada umumnya, di Wae Rebo hanya terdapat tujuh rumah dengan atap yang berbentuk kerucut, rumah adat Wae Rebo disebut dengan istilah Mbaru Niang. Ketujuh rumah adat ini memiliki letak yang berdekatan dengan membentuk setengah lingkaran.
Bulan November merupakan waktu yang sangat tepat untuk mengunjungi Wae Rebo karena pada bulan tersebut masyarakat Wae Rebo merayakan Upacara Adat Penti yaitu upacara adat tahunan sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada arwah leluhur, upacara adat ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Wae Rebo loh!
Upacara Penti diadakan sebagai tanda awal bercocok tanam dan pergantian tahun. Pada pagi hari sebelum upacara dimulai, terlihat warga desa sibuk menyiapkan acara sementara tamu dan wisatawan yang datang untuk menyaksikan Upacara Penti berkumpul di depan rumah utama suku Wae Rebo. Proses upacara dimulai dengan tembang yang didendangkan oleh tetua adat diiringi oleh tabuhan gendang yang dimaksudkan untuk mengundang roh leluhur penjaga pintu air.
Prosesi upacara dilaksanakan di tiga lokasi berbeda. Pertama upacara dimulai dengan pemberkatan terhadap sumber mata air, keselamatan kampung, dan roh jahat. Selain itu, masyarakat juga memberikan persembahan untuk para leluhur dengan cara mengorbankan hewan seperti sapi, ayam, dan babi tergantung kebutuhan dan dana yang terkumpul untuk upacara adat tersebut, diawali dengan memotong ayam jantan yang darahnya diteteskan di atas batu yang tersusun sebagai permintaan kepada leluhur agar menjaga mata air dan memohon berkah untuk hasil bercocok tanam.
Upacara dilanjutkan dengan pertunjukan tarian perang masyarakat Manggarai yang disebut tari caci. hal yang menarik ialah warga dan penonton yang ikut serta akan memakai pakaian dan atribut khusus selain itu para penari juga membawa cambuk dan tameng dan tak jarang terlihat badan beberapa penari berdarah namun mereka tetap riang dan menari mengikuti alunan musik. Makna dari tarian caci ialah kita tidak boleh menyimpan dendam dan amarah walaupun telah disakiti.
Acara puncak pada Upacara Penti berlangsung pada malam hari. Seluruh masyarakat berkumpul di rumah utama dengan melakukan ritual Tundak Penti dengan menyembelih babi jantan dan betina. Setelah itu upacara diakhiri dengan nyanyian tanpa henti yang tidak diiringi oleh musik atau biasa disebut dengan istilah sanda.
Upacara Penti dan Tarian Caci menyadarkan kita bahwa beraneka ragam budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Hal tersebut tentunya dapat menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan domestik maupun wisatawan asing.
Menarik bukan rangkaian upacara ini?! Kamu bisa berkunjung ke Waerebo atau daerah lain yang memang memiliki kekayaan seni budaya yang menakjubkan. Indonesia terdiri dari ratusan suku yang memiliki keunikan tersendiri. Mempelajari keunikan tersebut dan berkunjung ke daerah mereka tentu akan menjadi pengalaman yang menarik. Namun kamu harus ingat bahwa kita harus menjadi ‘tamu’ yang baik ketika berwisata. Pastikan bahwa kita menghormati keberadaan warga lokal dan semua adat istiadat yang mereka miliki. Ini adalah salah satu cara untuk menjadi pejalan yang bertanggung jawab. Yuk, selalu jadi pejalan yang bertanggung jawab.