(Iqbal Maulana)
Hi Sobat Atourin, tahu tidak sih kalau ternyata di tengah hiruk pikuknya perkembangan infrastruktur, teknologi, dan perkotaan di Indonesia ternyata masih adanya beberapa desa yang masih mempertahankan tradisi leluhur dan adat istiadatnya loh? Mungkin Sobat Atourin biasa menemukannya ketika menonton film-film Indonesia yang berlatar belakang desa yang masih tanpa listrik dan nampak sederhana. Namun, sebenernya masih banyak desa-desa di Indonesia yang menerapkan dan mempertahankan adat istiadat tersebut loh. Salah satunya adalah Kampung Adat Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Kampung Adat Naga menjadi salah satu desa di Indonesia yang masih mempertahankan kelestarian tradisi leluhur dan adat istiadatnya. Hal tersebut dapat terlihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Pada aspek papan atau rumah, masyarakat dari Kampung Adat Naga masih menggunakan rumah tradisional Sunda dengan menggunakan ijuk untuk atapnya dan bambu untuk dinding rumahnya. Tidak ada satupun rumah yang menggunakan semen atau beton untuk material rumahnya. Bahkan jumlah rumah atau bangunan yang ada di desa ini masih sama seperti dahulu, yaitu 113 bangunan. Tidak ada penambahan maupun pengurangan, apabila ada warga yang ingin membangun rumah maka harus membangunnya di luar dari desa ini. Listrik pun tidak digunakan di desa ini.
Nuansa alamnya pun masih terasa asri dan segar. Masih banyaknya sawah sebagai tempat untuk menanam tanaman pangan untuk dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Pengolahan pangan seperti padi pun masih dikerjakan secara tradisional dengan cara ditumbuk. Terjaganya kebersihan pun dapat terlihat dari aliran Sungai Ciwulan yang mengalir di utara dan timur dari desa ini sehingga dijadikan sebagai tempat untuk mandi. Kebersihan dan kesucian pun dapat tercermin dalam penyusunan wilayah pedesaan ini, dimana desa ini terbagi atas tiga kawasan, yaitu kawasan kotor, bersih, dan suci.
Dalam Kampung Adat Naga terbagi atas tiga bagian, yaitu kawasan suci, bersih, dan kotor. Kawasan kotor merupakan tempat yang digunakan untuk berternak, bertani, mandi cuci kakus atau MCK, dan termasuk wilayah hutan yang dianggap sebagai hutan larangan tempat bersemayamnya roh-roh jahat. Maka dari itu adanya pembatas berupa barisan bambu antara kawasan kotor dengan kawasan bersih. Adapun untuk kawasan bersih merupakan kawasan yang digunakan oleh masyarakat untuk tempat tinggal sehari-hari atau dapat dikatakan sebagai pemukimannya yang terdiri dari 113 bangunan, termasuk rumah tempat tinggal, lumbung padi, masjid, balai pertemuan, dan Bumi Ageung. Terakhir, kawasan suci yang merupakan bukit kecil bernama Bukit Naga di sebelah barat desa yang menjadi hutan keramat dan pemakaman dari para leluhur masyarakat Kampung Adat Naga, salah satunya adalah makam Sembah Dalem Singaparna.
Adat istiadat yang terjaga di desa ini juga tercermin dari masih terjaganya kebudayaan-kebudayaan Sunda, seperti masih diproduksi dan dimainkannya alat musik karinding yang saat ini sudah termasuk langka untuk diproduksi dan dimainkan. Tidak hanya itu, ziarah dan upacara adat lainnya juga masih dijaga, salah satunya adalah Hajat Sasihan. Lalu terdapat upacara-upacara adat lainnya, seperti upacara pergantian tahun pada 27 Muharam, upacara membersihkan benda-benda pusaka pada 12 Maulud, upacara Ngikis Makam Sembah Dalem SIngaparna pada 16 dan 17 Jumadil Akhir, Sabada Ied pada bulan puasa, dan upacara Rayagung pada 10 Rayagung. Kebudayaan berupa kerajinan tangan, seperti anyaman boboko, topi, dan dudukuy pun masih terus diproduksi untuk keperluan sehari-hari.
Tentu saja, kelestarian adat istiadat, alam, dan kebudayaannya tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi Kampung Adat Naga sebagai salah satu destinasi wisata. Desa ini memang dibuka untuk umum sebagai tempat berwisata. Bagi kamu yang ingin menikmati keindahan alam dan kebudayaan Sunda maka Kampung Adat Naga menjadi salah satu destinasi wisata yang harus dimasukan ke dalam wishlist kamu. Sekadar informasi bahagia saja bahwa untuk memasuki kampung adat ini kamu tidak perlu membayar tiket apapun karena masyarakatnya masih terbuka terhadap para wisatawan, tentu saja itu pun menjadi nilai tambah tersendiri bagi desa ini.
Apabila kamu ingin menginap, kamu juga tidak perlu khawatir karena dapat menggunakan rumah warga sebagai tempat penginapannya. Akan tetapi, untuk akses lokasinya sendiri masih cukup sulit diakses karena medan jalannya yang cukup terbatas sehingga perlu adanya pemandu wisata yang mengetahui rute jalan menuju desa adat ini. Berbicara mengenai akses masuk, apabila kamu berkunjung pastikan kamu sudah melapor kepada petugas terlebih dahulu ya di pos ‘selamat datang’. Setelah melapor maka kamu baru bisa menuju Kampung Adat Naga dengan menelusuri jalanan sempit yang terdiri dari beratus-ratus anak tangga dengan panjang sekitar 500 meter. Tentu saja perjalanan yang cukup jauh untuk berjalan kaki, namun tidak akan terasa lelah karena selama perjalanan kamu akan merasakan keindahan alam berupa sawah dan sungai.
Kalau kamu benar-benar tertarik ingin mengunjungi Kampung Adat Naga ini dan ingin bermalam di sana, maka pastikan beberapa hal ya, seperti menyediakan power bank dan pastikan semua alat elektronik yang kamu bawa dalam kondisi baterai yang penuh karena tidak adanya listrik. Lalu, meskipun masyarakat setempat terbuka terhadap wisatawan dan ramah juga, tapi kamu harus tetap menjaga sopan dan santun serta mematuhi adat istiadat setempat ya. Apabila ingin bermalam kamu harus izin kepada petugas yang berjaga dan menjaga kesopanan selama menginap di rumah warga setempat ya Sobat. Jadi yang harus penting diingat ya memang saling menghormati dan menghargai saja ya, ingat pepatah “Di mana mumi dipijak maka di situ langit dijunjung”.
Nah bagaimana Sobat Atourin informasi mengenai Kampung Adat Naga ini? Semoga dapat membantu kamu ya untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat ke desa ini. Kalau kamu masih penasaran dengan desa ini, yuk segera atur jadwal dan keuangan kamu untuk bisa pergi dan bermalam di desa ini serta membeli cinderamata buatan masyarakat setempat ya sebagai bentuk mendukung kemajuan ekonomi masyarakat setempat. Kalau kamu sudah pernah berkunjung ke Kampung Adat Naga dan ingin mendapatkan informasi lain seputar desa adat yang ada di Indonesia, kamu bisa mencari informasinya melalui website dan instagram Atourin ya.